Cerita Dewasa 2013

Jumat, 19 Oktober 2012

ML Dengan Anak SMA Memang Mantab

http://photoserver.ws/images/JFSc4d28f79752479.jpg
Cerita Dewasa >> Vagina Riska Seksi Cewek SMA
Rasasususegar.net - Cerita Dewasa >> Vagina Riska Seksi Cewek SMA - Riska adalah seorang gadis pelajar kelas 3 di sebuah SMU negeri terkemuka di kota YK. Gadis yang berusia 17 tahun ini memiliki tubuh yang sekal dan padat, kulitnya kuning langsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu, wajahnya juga lumayan cantik. 
Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. 
Maka tinggallah Riska seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu. Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Riska sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. 
Rok abu- abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan. Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki- laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Parno, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Riska. 
Parno, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya. Sosok pribadi Riska memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Parno yang sering mengantarkan Riska dari jalan besar menuju ke kediaman Riska yang masuk ke dalam gang. Suatu sore, Riska pulang dari sekolah. Seperti biasa Parno mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. 
Dan Parno memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Riska. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Riska nanti akan dikerjai. Parno sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan. “Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Riska. “Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Parno sambil terus mengayuh becaknya. 
Dengan sedikit kesal Riska pun terpaksa mengikuti kemauan Parno yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Parno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Parno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu. “Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Riska. “Hujan..”, jawab Parno sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya. Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga.
Keadaan seperti ini membuat Riska menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah. “Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Parno sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Riska yang masih duduk di dalam becak. Bagai tersambar petir Riskapun kaget mendengar ucapan Parno tadi. “A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Riska sambil terbengong-bengong. “Non cantik, kamu mau ini?” Parno tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.
Riska terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini. “J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Riska dengan wajah yang memucat. Sejenak Parno menatap tubuh Riska yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Riska yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. 
Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat. “Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Riska mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Parno yang semakin mendekati tubuhnya. Tubuh Riska mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. 
Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Parno yang mulai menjamah paha Riska, tapi percuma saja karena kedua tangan Parno dengan kuatnya memegang kedua paha Riska. “Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Riska meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. 
Akan tetapi Parno malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Riska itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Riska. Riska pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Parno mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Riska. 
Tubuh Riska menggeliat ketika tangan-tangan Parno mulai menggerayangi bagian pangkal paha Riska, dan wajah Riska menyeringai ketika jari-jemari Parno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya. “Iihh..”, pekikan Riska kembali menggema di ruangan itu di saat jari Parno ada yang masuk ke dalam liang vaginanya. Tubuh Riska menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Parno semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. 
Ditatapnya wajah Riska yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Parno yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya. “Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Riska. Saat ini lubang kemaluan Riska telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Parno. Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Parno mencabut jarinya dari lubang kemaluan Riska. Riska nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. 
Parno kemudian menarik tubuh Riska turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat- erat, kedua tangannya meremas- remas pantat gadis itu yang sintal sementara Riska hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Parno juga menikmati wanginya tubuh Riska sambil terus meremas remas pantat gadis itu. Selanjutnya Parno mulai menikmati bibir Riska yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan. 
“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Riska mendesah-desah di saat Parno melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Riska oleh gigi dan bibir Parno yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Parno pun bergeser ke bagian leher gadis itu. “Oohh.. Eenngghh..”, Riska mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Parno. 
  
Cengkeraman Parno di tubuh Riska cukup kuat sehingga membuat Riska sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Riska pasrah di hadapan Parno yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Parno meraih kepala Riska dan menekan tubuh Riska ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Parno yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Parno kepala Riska dihadapkan pada penisnya. 
“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Parno sambil menjambak rambut Riska. Takut pada bentakan Parno, Riska tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Parno mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Riska. “Hmmphh..”, Riska mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Riska menggelembung karena batang kemaluan Parno yang menyumpalnya. “Akhh..” sebaliknya Parno mengerang nikmat. 
Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Riska di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Riska. Riska menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Parno. Sementara kedua tangan Parno yang masih mencengkeram erat kepala Riska mulai menggerakkan kepala Riska maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Riska. 
Suara berdecak- decak dari liur Riska terdengar jelas diselingi batuk-batuk. Beberapa menit lamanya Parno melakukan hal itu kepada Riska, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba- tiba badan Parno mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Riska semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Riska. Wajah Parno menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan.. “Aakkhh..”, Parno melengking, croot.. croott.. crroott.. 
Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Parno yang mengisi mulut Riska yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Riska berusaha melepaskan batang penis Parno dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Parno mencengkeram kuat kepala Riska. Sebagian besar sperma Parno berhasil masuk memenuhi rongga mulut Riska dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Riska. “Ahh”, sambil mendesah lega, Parno mencabut batang kemaluannya dari mulut Riska. 
Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Riska. Demikian pula halnya dengan mulut Riska yang nampak basah oleh cairan yang sama. Riska meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Parno seperti itu. “Sudah Pak.. Sudahh..” Riska menangis sesenggukan, terengah- engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Parno yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Riska. 
Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Parno membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi. Parno kemudian memegang tubuh Riska yang masih menangis terisak- isak. Riska sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. 
Badan Riska bergetar ketika Parno menidurkan tubuh Riska di lantai gudang yang kotor itu, Riska yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Parno. Setelah Riska terbaring, Parno menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Riska hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Parno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Riska.
Kedua mata Parno pun melotot tajam ke arah kemaluan Riska. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali. Parno langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Riska.
Riska menjerit ketika Parno mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Riska. “Aakkhh..”, Riska menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya. Kedua tangan Riska ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Riska dengan kasar dan bersemangat. 
“Aaiihh..”, Riska melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Parno. Darah pun mengucur dari sela- sela kemaluan Riska. “Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Parno mendesis nikmat. Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Parno langsung menggenjot tubuh Riska dengan kasar. “Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Riska mengerang-ngerang kesakitan. 
Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Parno yang keras dan kasar. Sementara Parno yang tidak peduli terus menggenjot Riska dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Riska yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya. 
Sekitar lima menit lamanya Parno menggagahi Riska yang semakin kepayahan itu, sepertinya Parno sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Riska, sampai akhirnya di menit ke- delapan, tubuh Parno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Parno pun berejakulasi. “Aahh..” 
Parno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Riska yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Parno. Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Parno. 
Parno puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya. Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Parno dengan becaknya kembali mengantarkan Riska yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Riska tak mampu lagi berjalan normal hingga Parno terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya. 
Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Parno dengan leluasa menuntun tubuh lemah Riska hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Riska bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Parno pun kemudian meninggalkan Riska dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Riska yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.
Unknown Cerita Dewasa

Aku Kesepian Butuh Kehangatan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfA-ai2-B0bTkWs26X4Gc39zboGkVgRmf2t_LBlLkObDe6Aj1IX1oK138x-0eyffTcaBA5rhrgb3P-n2lPfXa3j08jmRB3J7o-qUCtkGm_IEXlPAwgJx9OMabgfrAk1dhyphenhyphenkFV14dF24-BI/
Cerita Dewasa >> Aku Kesepian Butuh Kehangatan

Rasasususegar.net - Cerita Dewasa >> Aku Kesepian Butuh Kehangatan - Aku hidup sendirian, dengan cara yang jauh lebih sederhana daripada ketika masih bersama orang tuaku. Sebagian besar gajiku habis untuk makan sehari-hari dan membeli pakaian. Sewaktu masih tinggal bersama keluarga, aku tidak begitu peduli dengan pakaian, sehingga tak banyak membelinya.
Kini, setelah bekerja, aku memerlukan pakaian- pakaian yang sesuai. Selain itu, aku juga mulai menata masa depan: aku sekolah lagi, kursus bahasa Inggris. Setiap akhir bulan, hanya sedikit yang bisa kusisakan untuk menambah tabungan. Paviliun tempat tinggalku tertata apik. Ada satu kamar tidur, dapur kecil, kamar mandi dan ruang tamu. Sepi sekali rasanya hidup sendirian pada bulan-bulan pertama. 
Tetapi entah kenapa, aku menyukai kesendirian itu. Terlebih lagi, baru kali ini aku merasa mengurus diriku sendiri, setelah sejak lahir diurus orang lain. Bahkan semasa remaja sampai menikah pun hidupku selalu diintervensi orang lain. Kini aku bebas, dan ternyata melegakan! Kehidupan seks-ku kini muncul kembali, setelah lama tak tersentuh. 
Aku tidak mempunyai teman khusus pria, dan perlahan-lahan kebutuhan seks kupenuhi secara mandiri. Betul- betul lengkap rasanya kesendirianku, tak ada suami pemberi nafkah, tak ada laki-laki pemuas dahaga birahi. Semuanya kujalankan sendiri saja. Jika birahiku datang, pada saat sendirian menonton televisi, aku akan menutup semua korden. Volume TV kubesarkan, lampu kumatikan. 
Duduk di sofa, kuangkat kedua kakiku, bersandar santai ke jok yang empuk. Di dalam rumah, aku tak pernah memakai pakaian dalam, dan daster longgar adalah satu-satunya pembalut tubuhku. Dengan kaki terkangkang dan mata setengah terpejam, aku menikmati tangan dan jariku sendiri. 
Aku biasanya mulai dengan mengelus-elus daerah sekitar kewanitaanku yang terasa hangat. Telapak tanganku dengan ringan menekan-nekan bagian atas, tempat bulu-bulu halus yang menghitam lebat. Pada saat seperti itu, kedua tanganku aktif di bawah sana. 
Yang satu mengusap-usap bagian atas, yang lain meraba bibir-bibirnya, menguak sedikit dan menyentuh- nyentuh bagian dalam yang cepat sekali menjadi basah. Dengan pangkal ibu jari, kutekan-tekan pula klitoris-ku, yang selalu tersembunyi di balik kulit kenyal. 
Aku sering mendesis nikmat setiap kali klitoris itu seperti tergelincir ke kiri ke kanan akibat perlakuan tanganku. Dengan cepat, rasa hangat menyebar ke seluruh tubuhku, dan cairan-cairan cinta terasa merayap ke bawah, ke liang kewanitaanku. Mataku akan terpejam, menikmati kegelian itu. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjddgTo1-BRQC0O11RaVrkvGvbUiqkRc3RYkhFWLVtSuVkqB-2mP02F259JNK0GjcgDBSt3tc4GN7PWdAC2sXYIPBFlWroMnu3ZLYswKITpEylSdZkMlcEUAuiKwBorD4aVKQJiRri8OZ8/s1600/masturbasi1.jpg
Cerita Dewasa >> Aku Kesepian Butuh Kehangatan
 
Kadang-kadang aku membayangkan almarhum kekasihku, tetapi akhir-akhir ini semakin sulit rasanya. Aku lebih mudah membayangkan sembarang pria, atau bintang film pujaanku, atau sama sekali seorang yang tak pernah kutemui. Seseorang yang hanya ada dalam khayalanku. 
Tak berapa lama, bibir kewanitaanku terasa menebal, dan saling menguak seperti bunga yang merekah. Dengan jari tengah dari tangan yang lain, kutelusuri celah-celah kewanitaanku. Aku tidak pernah memelihara kuku hingga panjang, karena selain menghalangiku mengetik dengan cepat, juga karena aku malas merawatnya.
Tanpa kuku, jari tengahku dapat leluasa menimbulkan geli dan gatal di bawah sana. Turun ke bawah, sampai mendekati lubang pelepasanku, lalu naik lagi, melewati liang senggamaku yang mulai berdenyut-denyut lemah, melewati lubang air seni, terus.. naik lebih tinggi, bertemu telapak tanganku yang lain yang masih mengusap-usap klitoris-ku. Oh.. betapa nikmat permainan yang perlahan-lahan dan sepenuhnya dalam kendaliku ini. 
Terkadang jauh lebih nikmat daripada dilakukan orang lain! Lama-lama, aku tak tahan lagi. Sekaligus dua jari kumasukkan ke dalam liang kewanitaanku. Aku memutar-mutar kedua jari itu di dalam, agar dinding-dinding kewanitaanku mendapat sentuhan-sentuhan. 
Mula- mula sentuhan itu cukup ringan saja. Tetapi lalu aku mulai mengerang, karena geli-gatal semakin memenuhi seluruh tubuhku, dan rasanya ingin digaruk dan diurut di bawah sana. 
Terutama di dinding bagian atas, tempat sebuah bagian yang sangat sensitif, entah bagian apa namanya. Bagian itu membuat tubuhku mengejang jika tersentuh jari. Ke sanalah jari tengahku menuju, mengurut-urut dan menekan-nekan. Semakin lama semakin cepat dan keras. Aku bahkan sampai merasa perlu mengangkat pinggulku, membuat posisi dudukku semakin terkangkang. 
Pada saat seperti itu, tak ada yang bisa menghentikanku. Kalau telpon berdering, aku biarkan. Kalau pun ada yang mengetuk pintu, barangkali juga akan kudiamkan (tetapi belum pernah ada tamu pada saat seperti ini!). Mungkin gempa bumi pun tak kan mampu mengehentikanku. Tanganku bergerak dengan cepat dan keras. Mataku terpejam erat, mulutku tak berhenti mengerang, karena itu aku perlu mengeraskan volume televisi. 
Lalu klimaks akan datang dengan cepat, menyerbu seluruh tubuhku, berawal dari dalam liang kewanitaanku, tempat kedua jariku (kadang-kadang tiga jari) mengaduk- aduk. Tanganku yang lain tak lagi sanggup berada di atas klitoris, karena pada saat klimaks aku perlu berpegangan ke sofa, kalau tidak ingin jatuh bergelimpangan ke lantai. Klimaksku selalu menggelora, selalu membuatku mengejang dan menggelinjang hebat. 
Kedua kakiku akhirnya terhempas ke lantai, menegang dan menekan seperti hendak melompat. Tubuhku berguncang. Nafasku memburu. Kenikmatanku tak mudah tergambarkan kata-kata. Lalu timbul perasaan nyaman, tetapi gatal dan geli belum hilang. Maka biasanya aku langsung mematikan TV dan pergi ke kamar tidur. 
Di ranjang, aku melanjutkan lagi kegiatan itu, kali ini dengan bantuan bantal guling. Kujepit erat bantal guling yang terbungkus kain halus dan licin. Kugesek-gesekan kewanitaanku di sana, sehingga seringkali bungkus bantal harus kucuci keesokan paginya. 
Setelah menggesek-gesek dengan bantal guling, kembali kumasukkan jari-jari tanganku. Dengan cepat jari- jari itu membawaku mencapai klimaks yang berikutnya, yang seringkali lebih nikmat daripada yang pertama, apalagi karena kulakukan sambil tidur, dengan kedua kaki terangkat sampai kedua lutut menyentuh payudaraku. Barulah kemudian aku tertidur dengan rasa letih yang nyaman. 
 
http://m.okezone.com/mimg/2009/11/08/24/273422/medium_yZ4h2zuJpG.jpg
Cerita Dewasa >> Aku Kesepian Butuh Kehangatan
 
Otot-otot tubuhku terasa bagai sehabis dipijat. Seperti sehabis berolahraga, lalu dipijat seorang yang ahli. Nyaman dan damai sekali tidurku, dengan senyum kepuasan membayang tipis di bibirku. Biasanya aku baru terbangun di pagi hari. Sendirian. Tanpa siapa pun di sisiku. TAMAT
Unknown Cerita Dewasa

Enaknya Pacaran Dengan PSK

Cerita Dewasa >> Kisah Nyata Mengharukan : "Pacaran Dengan PSK" 


: Ane Ambil Di KASKUS,

Assalamualaikum gan sebelumnya di dulu ya gan ane mau sdikit share pengalaman ane nih ..
yang pasti ada hubungannya sama judul ini bukan karangan ane gan,ini real cerita p

ribadi ane . langsung aja ya gan?lumayan panjang,tapi disimak dulu gan,BACA DULU JANGAN LANGSUNG JUDGE ANE MACAM MACAM . INI BUKAN AIB,TAPI INI ADALAH SEBENTUK KEBERANIAN ANE UNTUK BERBAGI CERITA KE SESAMA KASKUSER DENGAN HARAPAN BISA DIAMBIL HIKMAH SERTA PEMBELAJARAN HIDUP YANG LEBIH BAIK
Bismillah .
Cerita ini awalnya waktu ane masih duduk di bangku SMA kelas III gan,setahun lalu .. jadi tu waktu malam minggu (lupa tanggal brapa) ane jalan bedua temen ane yg inisialnya J,cowo.. (bukannya MAHO gan tapi emang JOMBLO).
pertama sih kliling2 aja gan .. nah skitar jam 11,gak tau knapa temen ane ini ngajak ane ke tempat prostitusi . mungkin kalo yang di sekitaran kota bla bla bla (nama kota ane sensor ya gan,gak enak hehe) udah gak asing ama yg namanya bla bla bla (hehe gaje)
sumpah gan ane gak ada maksud mau main ama cewe2 disana gan,gak ada niat sama skali .. ane sih cuma pengen nemenin temen ane ini aja skalian cuci mata,yaudah ngikut aja hehe ..
udah nyampe tuh,udah masuk komplek nya . jeng jeng jeng ..... PSK disana yg ngeliat body ane tinggi,lumayan cakep ,putih,yaudah deh agan tau lah pasti lgsg di goda godain
''sama aku aja!''
''jangan itu kudisan sama aku aja!''
''eyy ganteng sini dong!'' , dll ..
ane terus aja ngikutin temen ane ini gan,trus dia brenti di satu rumah,ktanya dalam rumah itu cewe nya cantik2 .. yaudah ane suruh dia cepetan masuk,ane nunggu diluar,sambil duduk dikursi .. bete juga sih gan,ane nunggu nya sambil main hape aja jadi (ane gak ngrokok gan,mkanya gak ngrokok sambil nunggu temen..)
naah skitar 5mnitan ane nunggu,ada tuh gan satu PSK nyamperin ane?lumayan cantik sih gan untuk 'ukuran psk' .. gini percakapan kita waktu itu,
TS=TS , PSK=E (inisial)

TS (senyum2 ..)
E ,''ni (sambil nyodorin rokok)''
TS ,''duh aku gak ngrokok hehe..''
E ,''yah laki kok gak ngrokok..situ gak main mas?sama aku aja?
yang didalem ini (sambil nunjuk rumah tempat temen ane main) biasanya lama tuh,longtime..aku lagi butuh uang juga ni..''
TS ,''ah enggak,aku nemenin temen doang..loh emang kamu sepi malam ini?gak ada pelanggan?kan kamu cantik?''
E (sambil ngrokok gan) ,''aku lagi ada masalah.''
TS ,''masalah apaan?''
E ,''perlu situ tau?''
TS ,''oh hehe maaf..''
*hening skitar 5 menit*
E (rokoknya habis gan) ,''kyaknya kamu gak brengsek ya?''
TS ,''hah maksudnya?''
E ,''kan smua cowo brengsek?cuma kamu aja dateng ksini gak mau ngeluarin (maaf gan) lendir''
TS ,''hehe bisa aja..tapi gak smua cowo loh gitu,di luaran sana juga bnyak cowo baek2..
iya takut aja,dosa..belum lagi klo kena penyakit apaaa gitu..maaf ya klo trsinggung hehe..''
E ,''ngpain minta maaf,emang bener kok.''
TS ,''ehm..nama kamu siapa?''
E ,''E**,nama panggilan aku dsini .. tp klo nama asli E***** . kamu?''
TS ,''aku R***(nama disamarkan) .. oh salam kenal ya .. ehmm .. kalo boleh tau kamu ada masalah apa sih ampe gak ada pelanggan?
crita aja aku gak ember kok mulutnya...''
*obrolan smakin asyik gan abis kenalan*
E ,''gpp males aja crita..yg jelas aku lg butuh uang skarang''
TS ,''buat?''
E ,''buat ibu aku,di perutnya ada kyak benjolan gitu..sbulan yg lalu sih udah dibawa ke puskesmas,diagnosa nya smacam tumor kecil..disuruh cepet2 operasi ke RSU..tapi yagitudeh,aku blom punya uang,mana job aku udah sepi lagi hufftt...''
Subhanallah gan,ane sempat speechless .. disitu mata ane berkaca-kaca banget kirain duitnya buat apa ? ternyata ....

TS ,''yah knapa gak bilang dritadi?aku sih mau aja bantu,tapi skarang aku gak pegang uang?uang aku dirumah..''
E ,''capedeee gak usah ngomong''
TS ,''hehe..emang biayanya brapa?''
E ,''2 stengah jeti bo..tp uang aku ada sjuta doang masih,2 minggu ini aku kumpulin dikit2..''
TS ,''kurang 1,5 ya?ehmm gini aja,kamu ada nomer hape?''
E ,''ada,buat apa?''
TS ,''ya besok aku ksini lagi,1,5 aku kasih kekamu..''
E ,''beneran?tapi gak usah disini,kita janjian di tempat luar aja.''
TS ,''okelah .. berapa?''

yaudah gan disitu kita tukeran nocan,trus sdikit2 ngobrol .. trus gak lama temen ane kluar sambil benerin bajunya .. lehernya kyak abis digigit drakula gan trus ane sempet liat cewe nya gan,beeuuuhhh IGO banget gan trnyata itu komplek untuk yg umurnya dibawah 20 an gan kata temen ane .. tapi ane tetep istighfar
........
tibalah hari esok gan,jujur nih gan ! duit ane dirumah cuma 900rb,jadi 600rb ane bobol tabungan ane di ATM gan trus skitar jam 3 siang ane sms dia gan,tapi katanya besok aja soalnya lagi ada arisan PSK tu komplek nah besoknya nih gan,si E sms ane untuk ketemuan di salah satu cafe gan..yaudah kita ktemuan....ngobrol2 dikit,sambil ane traktir makan,ane ajak jalan2,pkoknya sharian lah ma dia.abis itu ane bawa dia ke pantai 'bla bla bla'.duduk2 sbentar nikmatin angin sepoi2,trus ane kasih deh uang itu gan .. dan ane gak nyangka,dia langsung meluk ane sambil ngucap trimakasih gan !!! dr suaranya dia kyaknya mau nangis gitu
wah bulu kuduk ane sempet bdiri sih gan dipeluk,soalnya bru kali itu yg meluk ane 'bukan cewe biasa' yaudah ane peluk balik deh gan,sambil ane ngucapin,''iya sama2..aku ikhlas kok bantu ibu kamu..gak usah kamu ganti..''
......
dan disitu dia ngungkapin smuanya gan..dulu dia waktu SMP pernah diperkos* sama bapak tirinya ! kalo badannya gak gede aja udah ane tabok tu ! tapi sayang badan bapak tirinya gede gan,trus tato an

E ,''dulu sbelum aku kerja kyak gini,aku punya pacar..sama2 satu skolah .. dari skian cowo yg ngejar aku,cuma dia yg aku terima..
tapi yagitudeh laki2,rata2 pacaran nyari SE* doang!makanya aku males ama yg namanya cinta cinta,bulshit..''
TS ,''ya tapi gak smua cowo gitu kali..''
E ,''pastinya,contohnya kyak yg disamping aku.''
TS (ane sempet lama loadingnya gan,dan sadar trnyata itu ane,yaudah ane ketawa..)
E ,''iss aneh ketawa..emang bener..kamu orangnya baik di mata aku..andaikan kamu mau jadi pendamping aku,senengnya hati ini haha..tapi gak mungkin lah.''
TS ,''kok gak mungkin?kalo aku mau?''
E ,''haha dasar goblo* (noyor kpala ane),ngapain kamu mau jadi pacar nya cewe kotor trus bau lendi* kyak aku gini?''
TS ,''hus kmu jgn gmong kyak gitu lg..gak ada kata trlambat loh untuk bersihin hati kamu..aku suka cewe yang apa adanya kok..''

bla bla bla bla yaudah ane nyatakan cinta ke E gan,disitu kita jadian deh
besoknya,ane nemenin dia ke RSU 'bla bla bla' untuk operasi ibu nya gan..hampir 4 jam tu..jreng,udah slesai,lega dah..ibunya ngucapin banyak2 trimakasih ke ane sambil nangis gan..ane jadi emosional banget disitu agan mau tau gak ? di RSU itu bapak tiri nya E nyamperin ane,mau ngmong 4 mata katanya .. ane sempet takut gan ternyata apa ?
BT (bapak tiri),''om bisa ndak minjem duit kamu,500rb aja..tapi jgn bilang2 ke E**..si E** udah ndak ngasih om uang bbp hari ini..''
TS ,''buat apa om?kan biaya RS nya ibu sudah aku bayar?''
BT ,''mau bayar utang ke teman.ya kalau nda bisa ya nda papa,tapi jgn coba2 nemuin E** lagi..''
mau gak mau ane ke ATM lagi gan ngambil duit itu bukan untuk bayar utang gan,tapi untuk main judi paling
.......
skitar 2 minggu hubungan ane sama E berjalan gan,lancar2 aja tuh tapi hampir tiap malam ane mewek gan sbenarnya ada satu rahasia yang E rahasiain ke ane gan,padahal sbenernya ane udah tau udah 3 minggu,biaya khidupannya+kluarga nya ane yg biayain gan,soalnya E udah mau berenti kerja gituan dia juga udah ane suruh sering2 sholat gan
ktakutan ane makin besar gan.....badannya makin kurus....cekungan mata nya makin kliatan sbenernya E kena penyakit kelamin gan

*FLASHBACK*
waktu malam pertama ane kenal sama E,besoknya ane nyoba2 ke komplek itu lagi gan,ane penasaran banget masa PSK scantik E ini gak ada pelanggannya lagi ?? yaudah ane nyoba tanya ke Desi (nama sbenarnya),Desi ini yang maen ama temen ane malam itu .. ane kasih dia 100rb gan,trus dia ungkapin smuanya percakapan kita kira2 gini gan :

TS ,''si E** itu ada masalah apaan sih kok tadi malam gak ada pelanggannya?setau aku penghuni disini tiap malam pasti ada yg booking deh walau cuma 1..''
Desi ,''kamu siapa nya E**?''
TS ,''aku temennya doang..''
Desi ,''ooh..yagitu deh,kena penyakit..kasian tu anak..mkanya pelanggan pada lari smua,takut ktularan..''
TS ,''hah?(muka kaget)maksudnya penyakit apaan??''
Desi ,''iyaa dia itu positif kena Sifilis..sbenernya sih bisa aja dia konsumsi *****ilin G dari RS,tapi uangnya dia kumpulin buat biaya kanker ibunya..itu aja ibu nya masih gak bisa bangun..''
TS (coba tegar),''oh gitu..ehmm..E** masih bisa sembuh tapi kan?''
Desi ,''kata dokter di puskesmas udah kecil kmungkinan deh,soalnya virus nya udah menjalar tu..kapan itu dia meriksa minta temenin aku,makanya aku tau..''
TS ,''oh gitu..yaudah makasih ya infonya?aku mau pulang..''
Desi ,''gak minum dulu?''
TS ,''enggak,mau pulang aja..aku pulang dulu ya?''
.....
Di jalan,sumpah ane speechless banget gan .. ane mau nangis banget dengernya .. disitu ane bertekad untuk jaga dia sampe pnyakit dia sembuh gan .. gak tau knapa tiba2 ane jadi sayang sama E,gak kyak cowo laen malah lari stelah tau dia kena pnyakit .... bego gak sih ane ini gan ???
.................
.................
trus ane ngliat dia makin lemah gitu,ane gak kuat gan ... ane bawa dia ke RS .. yagitulah,vonis dokter dia kena sifilis akut,soalnya neurosifilis nya udah nyebar ke sel2 badannya,dan lama klamaan bikin badan dia lumpuh .. ane sih gak kaget .. cuma dia nya minta maaf ke ane soalnya gak ngasih tau .. jadi ya ane bilang aja klo ane udah tau dari desi,dan ane sayang ma dia,dia penyakitan atau apalah ane tetep sayang ma dia .. dia nya lgsung nangis gan meluk ane
hampir sminggu dirawat di RS,ane tetep jagain dia gan .. bayangin gan,abis ane UN,ane gak lgsung pulang kerumah gan,tp lgsung ke RS buat jenguk dia .. UN pun ane gak konsen gan,tp alhamdulilah aja lulus
dan akhirnya gan ........... tepatnya tanggal 30 April 2010,E hembuskan nafas trakhirnya gan,di RSU tempat dia dirawat,skitar jam 4 sore klo gak salah .....
disitu ada bapak nya,ibu nya,temen2 'satu komplek' nya,dan tentunya ada ane .. ane nangis gan disitu .. ane udah nyangka pasti akhirnya bgini
makanya ane mau bahagiain dia di saat trakhir2 hidup dia gan kyak janji ane pertama ........ dia gak di makamkan di kota itu gan,tapi dibawa ke kota 'bla bla bla',kampung halamannya .. biaya perjalanannya ane yg tanggung gan,ibu nya sama 2 orang temennya E satu komplek mbawa ksana,bapak tiri nya kagak ikut .. ane gak bisa ikut gan,soalnya lg sibuk2 nya tes SNMPTN waktu itu ane kasian ama ibu nya,ane kasih uang saku juga slama di perjalanan ..... ibunya udah gak bisa tinggal di 'rumah dinas' itu lagi gan,dia mau ninggalin suami nya itu,makanya dia balik ke kampung halamannya,tempat keluarganya disana..(kabar trakhir yg ane tau,ibu almh. jualan nasi bungkus di sana gan..)
.....
Semua kenangan tentang dia udah ane hapusin gan,yang tersisa cuma surat dari dia,kalung kesayangannya (skarang ane yg pake),foto dia di dompet ane,sama cincin .. ini gan penampakannya :
Spoiler for penampakan:


(maaf gan foto ane blur dikit..)
surat itu dia titip ke Desi gan,katanya kalo dia dah mninggal,tolong kasih ke ane .. kalo cincin ma kalung ane ambil pas dia udah mninggal gan,ane ijin ke mama nya..kalo foto emang udah lama ane minta dari dia ..
pertama ane ngliat suratnya,surat itu kyak ada bekas titik titik air mata nya gan...dan ini dia nulisnya sbelum masuk RS
isi suratnya gan :
Spoiler for isi surat:
To : My Lovely .....

Dear,makasih kamu udah mau jadi pendamping aku
selama ini...makasih juga udah mau jadi malaikat
penyelamat untuk ibu aku...
Andaikan kamu tau aku punya penyakit gini,
aku yakin kamu pasti kecewa trus tinggalin
aku,yakin banget makanya aku ngerahasiain
ini semua...maaf ya?
Dear,Kamu Laki-laki paling baik yang pernah aku temuin
,kamu mau terima aku apa adanya..
Aku perempuan kotor,miskin,keluarga semrawut,
tapi kamu tetep mau deket ma aku
Dear,andaikan aku udah gak hidup lagi di dunia
ini,kamu jangan sedih ya ? masih banyak perempuan
yang lebih baik dari aku..kamu orang baik,harus
punya pendamping yang baik juga :')
Inget,jangan lagi datang-datang ke tempat kotor
gitu.setebal apapun iman kamu,pasti bisa
runtuh ama yang namanya perempuan.
Dear,walau dunia kita udah beda,aku tetep ada di
hati kamu kan?janji?aku akan slalu disamping
kamu,aku akan jaga kamu.......Maaf andai
slama ini aku&keluarga udah nyusahin kamu :*
Goodbye.......

Your Lovely Bitch,Eva.
Unknown Cerita Dewasa

Gairahku, Mama dan Tante Rina

Cerita Dewasa >> Gairahku, Mama dan Tante Rina Cerita ini dimulai

ketika aku berusia 20 tahun. Saat itu tante Rina datang dan menginap selama beberapa hari di rumah karena suaminya sedang pergi keluar kota. Dia merasa sepi dan takut tinggal di rumahnya sendirian. Tante Rina berusia 32 tahun. Penampilannya biasa saja. Tinggi badan 160 cm. Ramping. Tapi aku suka bodynya. Buah dada 36B, dan pantatnya besar bulat. Aku suka lihat tante Rina kalau sudah memakai celana panjang ketat sehingga pantatnya sangat membentuk, merangsang. Tante Rina adalah adik kandung Papa aku.

Waktu itu hari aku tidak masuk kuliah. Aku diam di rumah bersama mama dan tante Rina. Pagi itu, jam 10, kulihat mama baru selesai mandi. Mama keluar dari kamar mandi memakai handuk menutupi dada dan setengah pahanya yang putih mulus. Mama berusia 38 tahun. Sangat cantik.

Saat itu entah secara tidak sengaja aku melihat mama membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terlihat buah dada mama walau tidak terlalu besar tapi masih bagus bentuknya. Yang terutama jadi perhatian aku adalah memek mama yang dihiasi bulu hitam tidak terlalu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama rajin merawatnya.

Mama sepertinya tidak sadar kalau aku sedang memperhatikannya. Mama langsung masuk kamar. Hati berdebar dan terbayang terus pemandangan tubuh mama tadi. Aku dekati pintu, lalu aku intip dari lubang kunci. Terlihat mama sedang membuka lilitan handuknya lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tersebut. Terlihat tubuh mama sangat menggairahkan. Terutama memek mama yang aku fokuskan. Secara otomatis tangan aku meraba kontol dari luar celana, lalu meremasnya pelan-pelan sambil menikmati keindahan tubuh merangsang mama. Karena sudah tak tahan lagi, aku segera ke kamar mandi dan onani sambil membayangkan menyetubuhi mama. Sampai akhirnya.. Crot! Crot! Crot! Aku orgasme.

Sore harinya, waktu aku sedang tiduran sambil membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara mama memanggil aku.

"Roy..!" panggil mama.

"Ya, Ma..." sahut aku sambil bergegas ke kamar mama.

"Ada apa, Ma?" tanya aku.

"Pijitin badan mama, Roy. Pegal rasanya..." kata mama sambil tengkurap.

"Iya, Ma..." jawab aku.

Waktu itu mama memakai daster. Aku mulai memijit kaki mama dari betis. Terus sampai naik ke paha. Mama tetap diam merasakan pijitan aku. Karena daster mama agak mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada mama, "Ma, dasternya naikin ya? mengganggu nih..." tanya aku.

"Emang kamu mau mijitan apa aja, Roy?" tanya mama.

"Seluruh badan mama," jawab aku.

"Ya sudah, mama buka baju saja," kata mama sambil bangkit, lalu melepas dasternya tanpa ragu.

"Ayo lanjutkan, Roy!" kata mama sambil kembali tengkurap. Darah aku berdesir melihat mama setengah telanjang di depan mata.

"Mama tidak malu buka baju depan Roy?" tanya aku.

"Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa sajalah," jawab mama sambil memejamkan mata.

Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebetulnya bukan meimijit, istilah yang tepat adalah mengusap agak keras. Aku nikmati usapan tangan aku di paha mama sambil mata terus memandangi pantat mama yang memakai celana dalam merah. Setelah selesai "memijit" paha, karena masih ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama.

"Kok dilewat sih, Roy?" protes mama sambil menggoyangkan pantatnya.

"Mm.. Roy takut mama marah..." jawab aku.

"Marah kenapa? Kamu kan emang mama pinta mijitin.. Ayo teruskan!" pinta mama.

Karena sudah mendapat angin, aku mulai meraba dan agak meremas pantat mama dari luar celana dalamnya. Nyaman rasanya memijit dan meremas pantat mama yang bulat dan padat. Kontol aku sudah mulai mengeras. Mama tetap terpejam menikmati pijitan aku. Karena birahi aku sudah naik, aku sengaja memasukkan tangan aku ke celana dalam mama dan terus meremasnya. Mama tetap diam. Aku makin berani.

Jari tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mama sampai ke belahan memek mama. Jari aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi mama tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jari tengah aku di belahan memek mama. Mama tetap diam. Terasa memek mama mulai basah. Dan aku tahu kalau mama agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa enak menikmati jari aku di belahan memeknya. Itu perkiraan aku.

Karena sudah basah, aku nekad masukkan jari aku ke lubang memek mama. Mama tetap memejamkan mata, tapi pantatnya mulai bergoyang agak cepat.

"Roy, kamu ngapain?" tanya mama sambil membalikkan badannya. Aku kaget dan takut mama marah.

"Maaf, Ma..." kataku tertunduk tidak berani memandang mata mama.

"Roy tidak tahan menahan nafsu..." kataku lagi.

"Nafsu apa?" kata mama dengan nada lembut.

"Sini berbaring dekat mama," kata mama sambil menggeserkan badannya. Aku diam tidak mengerti.

"Sini berbaring Roy," ujar mama lagi.

"Tutup dulu pintu kamar," kata mama.

"Ya, Ma..." kataku sambil berdiri dan segera menutup pintu. Kemudian aku berbaring di samping mama.

Mama menatapku sambil membelai rambut aku.

"Kenapa bernafsu dengan mama, Roy," tanya mama lembut.

"Mama marahkah?" tanya aku.

"Mama tidak marah, Roy.. Jawablah jujur," ujar mama.

"Melihat tubuh mama, Roy tidak tahu kenapa jadi pengen, Ma..." kataku. Mama tersenyum.

"Berarti anak mama sudah mulai dewasa," kata mama.

"Kamu benar-benar mau sayang?" tanya mama.

"Maksud mama?" tanya aku.

"Dua jam lagi Papa kamu pulang..." hanya itu yang keluar dari mulut mama sambil tangannya meraba kontol aku dari luar celana.

Aku kaget sekaligus senang. Mama mencium bibir aku, dan akupun segera membalasnya. Kami berciuman mesra sambil tangan kami saling meraba dan meremas.

"Buka pakaian kamu, Roy," kata mama. Aku menurut, dan segera melepas baju dan celana.

Mama juga melepas BH dan celana dalamnya. Mama duduk di tepi tempat tidur, sedangkan aku tetap berdiri.

"Kontol kamu besar, Roy..." kata mama sambil meraih kontol aku dan meremas serta mengocoknya. Enak rasanya.

"Kamu udah pernah maen dengan perempuan tidak, sayang?" tanya mama.

Sambil menikmati enaknya dikocok kontol aku menjawab, "Belum pernah, Ma.. Mmhh..". Mama tersenyum, entah apa artinya.

Lalu mama menarik pantat aku hingga kontol aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mama mulai menjilati kontol aku mulai dari batang sampai ke kepalanya. Rasanya sangat nikmat. Lebih nikmat lagi ketika mama memasukkan kontolku ke mulutnya. Hisapan dan permainan lidah mama sangat pandai. Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambut mama dengan keras karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Tiba-tiba mama menghentikan hisapannya, tapi tangannya tetap mengocok kontolku perlahan.

"Enak sayang?" tanya mama sambil menengadah menatapku.

"Iya, Ma.. Enak sekali," jawabku dengan suara tertahan.

"Sini sayang. Kontolmu udah besar dan tegang. Sekarang cepat masukkan..." ujar mama sambil menarik tanganku.

Mama lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pahanya. Tanpa ragu aku naiki tubuh mama. Aku arahkan kontolku ke lubang memeknya. Tangan mama membimbing kontolku ke lubang memeknya.

"Ayo, Roy.. Masukkan..." ujar mama sambil terus memandang wajahku.

Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku memasuki lubang yang basah, licin dan hangat. Lalu batang kontolku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang entah bagaimana aku menjelaskan rasa nikmatnya.. Secara perlahan aku keluarmasukkan kontolku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku.

"Enak, Roy?" tanya mama.

"Sangat enak, Ma..." jawabku sambil terus menyetubuhi mama. Setelah beberapa menit, aku hentikan gerakan kontol aku.

"Kenapa mama mau melakukan ini dengan Roy?" tanyaku. Sambil tersenyum, mata mama kelihatan berkaca-kaca.

"Karena mama sayang kamu, Roy..." jawab mama.

"Sangat sayang..." lanjutnya.

"Lagipula saat ini mama memang sedang ingin bersetubuh..." lanjutnya lagi.

Aku terdiam. Tak berapa lama aku kembali menggerakan kontol aku menyetubuhi mama.

"Roy juga sangat sayang mama..." ujarku.

"Ohh.. Roy.. Enakk.. Mmhh..." desah mama ketika aku menyetubuhinya makin keras.

"Mama mau keluar..." desah mama lagi.

Tak lama kurasakan tubuh mama mengejang lalu memeluk aku erat-erat. Goyangan pinggul mama makin keras. Lalu..

"Ohh.. Enak sayangg..." desah mama lagi ketika dia mencapai orgasme.

Aku terus menggenjot kontolku. Lama-lama kurasakan ada dorongan kuat yang akan keluar dari kontol aku. Rasanya sangat kuat. Aku makin keras menggenjot tubuh mama..

"Ma, Roy gak tahann..." ujarku sambil memeluk tubuh mama lalu menekan kontolku lebih dalam ke memek mama.

"Keluarin sayang..." ujar mama sambil meremas-remas pantatku.

"Keluarin di dalam aja sayang biar enak..." bisik mama mesra.

Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mama.

"Mmhh..." desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan.

"Terima kasih ya, Ma..." ujar aku sambil mencium bibir mama.

"Lekas berpakaian, Papa kamu sebentar lagi pulang!" kata mama.

Lalu kamipun segera berpakaian. Setengah jam kemudian Papa pulang. Mama dan aku bersikap seperti biasa dan terlihat normal.

Malam harinya, sekitar jam 11 malam, ketika mama dan Papa sudah tidur, aku dan tante Rina masih nonton TV. Tante Rina memakai kimono. Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan apa-apa. Karena sudah biasa melihat seperti itu.

Tiba-tiba tante Rina bertanya sesuatu yang mengejutkan aku,"ngapain kamu tadi sore lama-lama berduaan ama mama kamu di kamar?" tanya tante Rina.

"Hayo, ngapain..?" tanya tante Rina lagi sambil tersenyum.

"Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok..." jawabku.

"Kok lama amat. Sampe lebih dari satu jam," tanyanya lagi.

"Curigaan amat sih, tante?" kataku sambil tersenyum.

"Tante hanya merasa aneh saja waktu tante denger ada suara-suara yang gimanaa gitu..." ujar tante Rina sambil tersenyum.

"Kayak suara yang lagi enak..." ujar tante Rina lagi.

"Udah ah.. Kok ngomongnya ngaco ah..." ujarku sambil bangkit.

"Maaf dong, Roy. Tante becanda kok..." ujar tante Rina.

"Kamu mau kemana?" tanya tante Rina.

"Mau tidur," jawabku pendek.

"Temenein tante dong, Roy," pinta tante.

Aku kembali duduk dikursi di samping tante Rina.

"Ada apa sih tante?" tanyaku.

"Tidak ada apa-apa kok. Hanya butuh temen ngobrol saja," jawab tante Rina.

"Kamu sudah punya pacar, Roy?" tanya tante Rina.

"Belum tante. Kenapa?" aku balik bertanya.

"Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum punya pacar?" tanya tante lagi.

"Banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau," jawabku.

"Apa kamu pernah kissing dengan perempuan, Roy?" tanya tante Rina pelan sambil wajahnya didekatkan ke wajahku.

Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab.

"Ni tante lagi horny kayaknya..." pikir aku.

Tanpa banyak kata, aku cium bibir tante Rina. Tante Rinapun langsung membalas ciumanku dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan bibir kami main mainkan.. Sementara tanganku segera masuk ke balik kimono tante Rina. Lalu masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-remas buah dadanya dengan mesra sambil ujung jari aku memainkan puting susunya.

"Mmhh.."

Suara tante Rina mendesah tertahan karena kami masih tetap berciuman. Tangan tante Rinapun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dari luar celana kolorku. Kontolku langsung tegang.

"Roy, pindah ke kamar tante, yuk?" pinta tante Rina.

"Iya tante..." jawabku. Lalu kami segera naik ke loteng ke kamar tante Rina.

Setiba di kamar, tante Rina dengan tak sabar segera melepas kimono dan BH serta CD-nya. Akupun segera melepas semua pakaian di tubuh aku.

"Ayo Roy, tante sudah gak tahan..." ujar tante Rina sambil senyum, lalu merebahkan badannya di kasur.

Aku segera menindih tubuh telanjang tante Rina. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke buah dadanya. Aku jilat dan hisap puting susu tante Rina sambil meremas buah dada yang satu lagi.

"Ohh.. Mmhh.. Royy.. Kamu pinter amat sih.. Mmhh..." desah tante Rina sambil tangannya memegang kepala aku.

Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, tante Rina segera melebarkan kakinya mengangkang. Memek tante Rina bersih tidak berbau. Bulunya hanya sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang bagus. Aku segera jilati memek tante Rina terutama bagian kelentitnya.

"Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Terus sayang..." desah tante Rina sambil badannya mengejang menahan nikmat.

Tak berapa lama tiba-tiba tante Rina mengepitkan kedua pahanya menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.

"Oh, Roy.. Tante keluar.. Nikmat sekali.. Ohh..." desah tante Rina.

Aku bangkit, mengusap mulut aku yang basah oleh air memek tante Rina, lalu aku tindih badannya dan kucium bibirnya. Tante Rina langsung membalas ciumanku dengan mesra.

"Isep dong kontol Roy, tante..." pintaku.

Tante Rina mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah tante Rina dan ku sodorkan kontolku ke mulutnya. Tante Rina langsung menghisap dan menjilati kontolku dan mengocok dengan tangannya sambil memejamkan matanya. Sangat enak rasanya. Cara menghisap dan menjilat kontolnya lebih pintar dari mama.

"Udah tante, Roy udah pengen setubuhi tante..." kataku.

Tante Rina melepaskan genggamannya, lalu aku arahkan kontol aku ke memeknya.

"Ayo, Roy.. Tante sudah tidak tahan..." bisik tante Rina.

Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. Kontolku keluar masuk memek tante Rina.

"Roy kamu pinter menyenangkan perempuan. Kamu pandai memberikan kenikmatan..." kata tante ditengah-tengah persetubuhan kami.

"Ah, biasa saja, tante..." ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.

Selang beberapa lama, tiba-tiba tante Rina mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.

"Roy, terus setubuhi tante.. Mmhh.. Ohh.. Tante mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh..." desahnya.

Tak lama tubuhnya mengejang. Pahanya erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa kontolku di memeknya.

"Tente udah keluar, sayang..." bisik tante Rina.

"Kamu hebat.. Kuat..." ujar tante Rina.

"Terus setubuhi tante, Roy.. Puaskan diri kamu..." ujarnya lagi.

Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku akan segera orgasme. Kupertcepat gerakanku.

"Roy mau keluar, Tante..." kataku.

"Jangan keluarkan di dalam, sayang..." pinta tante Rina.

"Cabut dulu..." ujar tante Rina.

"Sini tante isepin..." katanya lagi.

Aku cabut kontolku dari memeknya, lalu aku arahkan ke mulutnya. Tante Rina lalu menghisap kontolku sambil mengocoknya. Tak lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku keluar di dalam mulut tante Rina banyak sekali. Aku tekan kontolku lebih dalam ke dalam mulut tante Rina. Tante Rina dengan tenang menelan air maniku sambil terus mengocok kontolku. Lalu dia menjilati kontolku untuk membersihkan sisa air mani di kontolku. Sangat nikmat rasanya besetubuh dengan tante Rina.

Aku segera berpakaian. Tante Rina juga segera mengenakan kimononya tanpa BH dan CD.

"Kamu hebat, Roy.. Kamu bisa memuaskan tante," ujar tante Rina.

"Kalo tante butuh kamu lagi, kamu mau kan?" tanya tante sambil memeluk aku.

"Kapan saja tante mau, Roy pasti kasih," kataku sambil mengecup bibirnya.

"Terima kasih, sayang," ujar tante Rina.

"Roy kembali ke kamar ya, tante? Mau tidur," kataku.

"Iya, sana tidur," katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar.

Besoknya, setelah Papa pergi ke kantor, mama duduk di sampingku waktu aku makan.

"Roy, semalam kamu ngapain di kamar tante Rina sampe subuh?" tanya mama mengejutkanku.

Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa. Aku sangat takut dimarahi mama. Mama tersenyum. Sambil mencium pipiku, mama berkata,"Jangan sampai yang lain tahu ya, Roy. Mama akan jaga rahasia kalian. Kamu suka tante kamu itu ya?" tanya mama. Plong rasanya perasaanku mendengarnya.

"Iya, Ma.. Roy suka tante Rina," jawabku.

"Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kalian..." ujar mama.

"Kalian hati-hatilah..." ujar mama lagi.

"Kenapa mama tidak marah," tanya aku.

"Karena mama pikir kamu sudah dewasa. Bebas melakukan apapun asal mau tanggung jawab," ujar mama.

"Terima kasih ya, Ma..." kataku.

"Roy sayang mama," kataku lagi.

"Roy, tante dan Papa kamu sedang keluar.. Mau bantu mama gak?" tanya mama.

"Bantu apa, Ma?" aku balik tanya.

"Mama ingin..." ujar mama sambil mengusap kontolku.

"Roy akan lakukan apapun buat mama..." kataku. Mama tersenyum.

"Mama tunggu di kamar ya?" kata mama. Aku mengangguk..

Sejak saat itu hingga saat ini aku menikah dan punya 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan tante Rina kalau ada kesempatan. Walau sudah agak berumur tapi kecantikan dan kemolekan tubuhnya masih tetap menarik. Baik itu di rumah tante Rina kalau tidak ada Om, di rumah aku sendiri, ataupun di hotel.

Sedangkan dengan mama, aku sudah mulai jarang menyetubuhinya atas permintaan mama sendiri dengan alasan tertentu tentunya. Dalam satu bulan hanya 2 kali. Itulah pengalaman kisah nyata aku. Aku tuliskan dengan sebenarnya.

TAMAT
Unknown Cerita Dewasa

"Ibu Angkatku"

Cerita Dewasa "Ibu Angkatku"Rasasususegar.net - Cerita Dewasa "Ibu Angkatku" - Aku terdiam melamun di ruang kerja eksekutif kantor pusat X group ini sambil memandangi satu-satunya foto masa SMA yang kumiliki. Saat ini, diperusahaan milik seorang Konglomerat ternama di Nusantara itu aku menduduki jabatan yang begitu strategis, aku direktur SDM, umurku tak lebih dari 29 tahun. Di ruangan sebelah kiri dari ruanganku adalah ruangan Direktur Utama group bisnis besar yang berkantor di sebuah pencakar langit bilangan MH Thamrin, ia tak lain adalah ibu angkatku sendiri. Orang memanggilnya Bu Siska, nama lengkapnya Francisca Katherine S. Beliaulah yang sejak aku berumur 14 tahun mengangkatku sebagai anak dan mengantarkan aku pada kehidupan maha mewah seperti saat ini. Umurnya sudah memasuki 47 sekarang, perawakannya bongsor, putih, sedikit gemuk sesuai tinggi badannya yang 169cm.
Saat itu hari minggu pagi dan aku baru saja menyelesaikan tugas dari beliau yang memang mendesak untuk dikerjakan karena keesokannya ada recruitment cukup besar untuk sebuah pabrik kami di Jababeka. Biasanya hari minggu kuisi dengan jalan-jalan bersama beliau, tapi minggu ini kami semua sibuk dan beliau harus berada langsung kantor cabang kami di Tangerang untuk mengawasi langsung persiapan kerja senin keesokannya. Karyawanku di bagian SDM sudah kuperintahkan utk pulang setelah merampungkan tugas-tugasnya. Jam menunjukkan pukul 10.30 WIB, tinggal aku sendiri diruanganku yang luas ini, melamun membayangkan review perjalanan hidupku sejak 15 tahun yang lalu.

Rasanya aku hampir tak mempercayai dengan umur yang dini ini hidupku begitu sesak dengan dinamika. Terlahir dari sebuah keluarga miskin di propinsi kaya minyak bagian timur Indonesia, Bapakku meninggal saat aku masih dalam kandungan, menyusul setahun kemudian ibuku sakit keras dan meninggal, jadilah aku yatim piatu. Kakak perempuanku yang mengasuhku waktu itu berumur 18 tahun menikah dengan seorang PNS di propinsi itu yang mengasuh aku sejak bayi.

Aku tumbuh dalam keluarga kakakku yang miskin juga, namun sukurlah kakakku mampu menyekolahkan adik-adik dan anaknya hingga aku SMP. Setelah itu kakakku merasa bebannya terlalu berat hingga aku diserahkan pada keluarga kaya Bu Siska yang pada waktu itu tinggal di daerah sama. Bu Siska dan Suaminya, pak Jimmy, memang berasal dari daerah itu. Mereka punya perusahaan tambang yang cukup berkembang hingga saat ini menjadi salahsatu yang terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Karena hanya memiliki dua anak yang semuanya perempuan, Bu Siska dengan senang hati menerima aku untuk tinggal dan sekaligus menjadi saudara angkat kedua anaknya, Rani dan Rina. Rani berumur sama denganku sedangkan mbak Rina lebih tua 5 tahun. Keluarga itu memang sangat menginginkan anak laki-laki, namun oleh sebuah masalah kesehatan, Papa Jim (begitu aku memanggil bapak angkatku) tidak mampu lagi memberikan keturunan. Mbak Rina dan Rani juga sangat menyayangiku. Kehadiranku ditengah keluarga mereka semakin membuat cerah kondisi keluarga itu, hingga pada suatu saat tragedi keluarga (yang sebenarnya menurutku adalah anugerah) itu terjadi.
Ketika aku dan Rani berusia 15 tahun, setamat dari SMP, keluarga itu memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Om Jim memiliki beberapa rumah mewah di Menteng dan Pondok Indah. Bisnis keluarga itu juga telah berkembang pesat hingga kebanyakan transaksinya harus dilakukan di Jakarta. Sebelum itu, aku dan Rani sudah sering pula diajak dalam perjalanan bisnis Bu Siska ke Jakarta. Om Jim lebih sering bepergian sendiri ke luar negeri sehingga aku dan Rani lebih dekat dengan Bu Siska daripada dengan Om Jim, sedangkan Rina waktu itu sudah kuliah di London. Aku dan Rani bersekolah di tempat yang sama di Jakarta, SMA di kawasan elite Menteng tempat anak-anak pejabat tinggi negara dan konglomerat bersekolah. Aku dan Rani dekat sekali, kami tidak saja merasa seperti saudara, tapi sudah lebih jauh dari itu. Ia merasa aku pacarnya, sebaliknya aku juga merasa Rani adalah pacarku. Bu Siska tahu itu dan tak pernah mempermasalahkannya. Ia mengerti, aku dan Rani tidak memiliki hubungan darah, lagi pula keluarga itu sangat mengerti bahwa akau adalah anak yang baik. Prestasiku di sekolah sangat bagus, tak pernah meleset dari rangking 1 yang membuat mereka semua bangga padaku. Kalau di rumah aku lebih sering membaca buku dan mengajari Rani pelajaran yang ia tidak mengerti dengan baik. Kadang-kadang aku tertidur di kamar Rani yang berada persis di samping kamarku. Lantai 3 rumah luas itu. Di luar kamarku juga ada teras yang menghadap kebun belakang halaman rumah, aku dan Rani sering ?pacaran? disana. Dan Bu Siska sering menggoda kami dengan mengatai ?romeo dan juliet mabok!?. Tapi ia tidak marah, malah seringkali di waktu luangnya, Bu Siska membuatkan jajanan utk kami berdua. Sesekali ia juga sempatkan untuk bergabung ngobrol maslah-masalah ringan seputar study kami.

RANI, CINTA DAN SEKS PERTAMA
Aku ingat hari itu di bulan November, aku dan Rani sedang berduaan di teras kamar Rani, kami ngobrol lepas soal teman-teman centil kami di sekolah. Aku dan Rani waktu itu duduk di kelas 2 SMA, Rani jurusan Biologi dan aku di kelas Fisika. Rani duduk di pangkuanku, aku memeluk sambil sesekali menciumi rambut hitam sebahunya dari arah belakang.
?Say, kamu tadi ada di perpustakaan ya?? tanyaku pada Rani, oh ya sejak dua tahun sebelumnya, aku mulai memanggil Rani dengan sebutan ?sayang?. Itu pula yang menyebabkan keluarga itu menyebut kami ?Romeo & Juliet?.
?Iya, emang kenapa? Kamu cemburu?? jawabnya enteng,
?Ngga sih, hanya saja kalau aku yang begitu pasti udah disemprot?.,?
?Iya?iya?maaf, aku ngga ngapain kok?,? Ia mendaratkan sebuah ciuman di pipiku. Dan untuk pertama kali dalam hidupku aku membalas ciuman itu di bibirnya, bukan ciuman tapi melumat. Hanya beberapa detik tapi cukup untuk membuatnya gemas dan melotot penuh arti.
Selepas ciuman pertama itu ia menatapku, tatapan serius yang cukup sulit untuk diartikan. Ada senyum terbersit di bibir tipisnya namun warna muka yang berubah merah itu bisa mengacaukan perasaan orang yang ditatapnya.
?Kamu marah say?? aku mengeratkan pelukan di pinggangnya.
?mmm?.hhh,? ia bangkit dan berbalik menghadap aku, tapi kemudian memeluk. Ada beberapa titik air mata terasa menetesi belakang leherku. Kulepaskan pelukan dan menatapnya, ah si cantik saudara angkatku, pacarku, cantik sekali !
?Kamu jahat?,? ia memberanikan diri memelukku lagi.
?Kenapa sayaaaang?? aku jadi tidak mengerti
?tadi kamu juga duduk bareng sama si Mira, aku lihat waktu jalan ke perpustakaan, kamu ngerayu dia kan? Kamu ngga sayang aku lagi! Kamu jahat!?
?ya ampuuun?.sayang?gitu aja dicemburuin?.iiiihhh, kan dia cuman minta tolong ditulisin rumus kimia itu,? aku membelai rambutnya.
?sedekat itu untuk sekedar nanya rumus??
?Iya?iya aku minta maaf lagi deh, tapi sumpah demi Allah aku ngga ada apa-apa ama dia,? kucium lagi pipinya, terus ke bibir.
?mmmhhhh?.benar?? ia melepaskan lumatanku sambil merengek manja.
?Beneerr?sueeerrr?!!!? aku melumat lagi, kali ini ada desiran geli di bawah sana. Sehari-hari aku memang sering memeluknya, tapi kali ini terasa lain, ada gelora dan sayang yang lebih terasa. Kami terus berciuman, melumat, tanganku masuk ke dalam bajunya yang berkancing depan.
?Boleh?? kataku meminta ijin.
?he eh?,? Rani mengangguk lemah, dan inilah pertama kali dalam hidupku merasakan penjelajahan tubuh wanita dengan tanganku. Kancing pengait BH nya yang juga di depan itu kulepas dan tergapailah bukit payudaranya yang cukup ranum. Rani memang memiliki payudara besar seperti ibu dan kakaknya, mungkin secara genotip keluarga ini punya bentuk payudara yang besar membusung.
?Auuuhhhffff?..sayaaangg?.kamu yakin ?? ia menatapku sejenak untuk meyakinkan bahwa ini pasti akan lebih jauh dari sekedar petting. Ini yang pertama bagi kami, aku menariknya ke kamar, kami menuju tempat tidurnya yang luas. Ranilah yang lebih dulu melepas celana pendekku, lalu baju kaus putih yang keukenakan, dan terakhir Cdku. Kini aku bugil dihadapannya, Rani langsung mendekap
?Aku pasrah sayang,? sejenak ia menghentikan eksplorasi itu, mencium pipi dan melumuri wajahku dengan lidahnya

?aku yakin kita memang dijodohkan untuk ini, dan hari ini, detik ini, jadilah orang pertama yang???.,? ia terdiam tak melanjutkan. Kemudian ia terduduk di hadapanku.
aku meloloskan daster tipis itu dari tubuhnya, lalu Cdnya, Bhnya dan hmmm, saudara angkatku, pacarku, kekasihku, alangkah indahnya tubuhmu.
?untuk cinta kita, sayang, kamu harus janji nggak akan ninggalin aku,?
?Aku bersumpah, sayang?..,? Dan terjadilah peristiwa itu, pelan dan lembut sekali, Rani menghantarkan aku ke daerah pangkal pahanya yang ternyata sudah banjir itu, dengan pasrah Rani menyerahkan seluruh jiwa raganya untukku, aku juga mengakhiri keperjakaanku. Penis ku yang baru kali ini merasakan hal itu otomatis mendorong masuk, Kami sama-sama mabuk asmara. Dengan penuh kasih sayang kusetubuhi saudara angkatku yang telah begitu baik padaku itu. Saat itu, dengan air mata berderai, diiringi rintihan Rani dan cumbuanku, darah perawannya mengalir deras, aku jadi tak tega pada awalnya.
?kenapa nangis sayang?,? kuhentikan gerakanku, penisku masih terbenam dalam liang vagina yang baru saja tertembus penis untuk pertama kalinya itu.
?yang pelan aja sayang, punyaku sakiiit banget,?
?apa kita berhenti dulu??
?jangan say, aku rela, aku bahagia bisa mempersembahkan kehormatanku buat kamu,? tangisnya terus mengalir seiring kata-kata mesra itu. Aku yang tak tahan untuk terus berdiam, kugoyang perlahan sambil terus mengecup bibir indahnya.
?iyyyaaahhhh sayaaaanggg?oooouuuffff??.pelaaan-pelaaaann?yyyaaahhh uuhhhhff mulai?enaaakkkhhh ooouuhhh?..aku sayang kamuuuuhhh??,?
?akuuuuhhh jugaaahhhh?.sayaaaanggg?oooohhhhhh, kaaalaaauuuu sakiit?hhhh biiill aangg yaaaahhh?? sambil terengah-engah menikmati goyanganku aku mencoba menjawab cumbuan kata-kata mesra dari bibir mungil itu.
?Boleh aku diatas, yang?? pintanya setelah beberapa saat aku menindihnya dengan gaya konvensional.
?iyaaahh?sayang, ayo?.kamu juga harus puas?.,?
?kamu masih lama, kan??
?hk..ehh,? kuangkat tubuhnya sambil merebahkan diriku ke samping, kemaluan kami masih terpaut. Kini ia berada diatasku, mengangkang disana, betapa menggairahkannya posisi ini kalau dilihat dari bawah, susunya berayun-ayun mengundang tanganku menjamahnya, aku meremas, rani sudah tak merasa sakit lagi. Ganti ia yang banyak mendesah, malah kini berteriak-teriak histeris sambil menghempaskan pantatnya dengan keras, aku pasif saja menikmatinya, hanya tangan dan bibirku terus memainkan payudaranya yang kencang dan ranum itu.
?aku?..uuuuoooohhhmauuuuhhhh saaaammmm??aaahhh saaaammmpaaaaiiii?oou uuhhhh?.aaaaahhhhh?keluuuaaaarrrr?.sayaaaaanggggg? ?.hhhhhh,? Rani menjerit keras, diiringi dengan hempasan yang sangat kuat kearah pinggangku, penisku otomatis menghujam keras dan mentok di dasar liang rahimnya. Berdenyut disitu dan dengan segala sisa tenaganya Rani menjambak rambutku, menunduk dan menyedot bibirku keras, lalu pindah ke dadaku, ia menggigit disitu.
?aku juuuugaaahhhhhh?.keluuuaaarhhhhhh oooohhh??..saaaayaaaanggg??.,? jerit ku panjang karena mendadak penisku seperti tersedot nikmat dalam vaginanya, tak dapat lagi kutahan cairan spermaku meluncur dengan deras di dalam liangnya.
?saaaaamaaahhhh?.saaamaaa?.saaayaaaangggggg aaaakuuu ngggaakkkk kuaaat lagiii iiiihhhhh aaaaahhhhhhh,?
?yessss???.Raaaaaannnnnn??.iiiiii?.saaayaaaanggggg ???yaaaahhh?,?
Tergolek lemas kami berdua, masih berpelukan, berebut mengambil nafas kepuasan yang terpancar di wajah kami berdua. Rani Bahagia sekali. Dan dasar pemula, kami masih saling merangsang, lagi dan lagi, seperti tak ada hari esok. Waktu merayap tak terasa selama 4 jam lebih kami melakukannya. Sore hingga malam harinya kami saling tindih, saling rengkuh, darah perawannya berceceran di sprei, di karpet dan di sofa. Akhirnya kami tertidur.

Sejak saat itu aku dan Rani jadi semakin ketagihan, hubungan kami tak lagi seperti saudara, tapi lebih sebagai suami istri. Di sekolah kami saling mengawasi, kasih sayang kami jadi benar-benar tak bisa dipisahkan, walaupun kami masih melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Rupanya Bu Siska mengetahui perubahan pada diri anaknya, namun tetap saja ia menyayangi kami berdua. Bahkan sesekali ia menyuruhku tidur di kamar Rani saat ia tidak dirumah. Dan kalau kami makan bersama, Rani selalu mengambilkan makanan dimeja itu untukku. Ia tak lagi canggung di depan keluarganya, bahkan kini Papa Jim seringkali menyindirku dengan bertanya, ?istrimu sehat, bud?? maksudnya tak lain adlah anaknya sendiri si Rani. Kalau bicara denganku Papa Jim memang lebih sering menggunakan terminologi ?istrimu? daripada ?anakku si Rani?. Sewaktu dia mendapatkan lembar ulangan Rani yang buruk nilainya malah dia langsung menelponku dengan mengatakan ?aduh bud, gimana istrimu itu, nilai kok hancur begitu??. Ah beruntungnya aku. Tapi aku yakin, keluarga itu tidak pernah tahu bahwa aku dan Rani sudah melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Mereka paling hanya melihat tingkah kami yang mesra itu tanpa tahu sejauh mana hubungan kami.
Dua bulan setelah itu keluarga itu mengalami ujian yang sangat berat. Dari Rani aku mengetahui rahasia keluarganya yang sebelumnya gelap gulita bagiku. Ternyata Papa Jim memiliki simpanan yang cukup banyak, perjalanan bisnisnya keluar negeri atau keluar daerah selama ini hanya jadi kesempatan baginya untuk menjalin affair dengan banyak wanita. Bu Siska sebenarnya sudah mengetahui semua itu sejak awal namun ia tak kuasa begitu memikirkan keharmonisan keluarganya. Sebagai seorang ibu yang mencintai keluarganya ia lebih mementingkan keutuhan rumahtangga daripada ego pribadi kepada suaminya itu. Ternyata selama itu pula keluarga Bu Siska menyembunyikan disharmoni keluarganya dariku, bahwa kemesraan antara Bu Siska da Papa Jim hanya sandiwara untukku saja. Rani mengakui ia telah kehilangan figur bapak pada diri papanya dan oleh karena itulah ia begitu mendambakan saudara pria, dan begitu aku memasuki kehidupannya ia langsung menumpahkan segala perasaan sayangnya kepadaku. Mbak Rina juga memutuskan utk study luar negeri karena merasa muak dengan papanya, mereka bertiga sudah merasa tak lagi memiliki ayah atau suami sejak mengetahui rahasia papanya itu.
Ternyata pula perusahaan besar itu adalah milik keluarga Bu Siska, Papa Jim awalnya hanyalah seorang karyawan disana yang karena pernikahannya dengan Bu Siska mendapat jabatan direktur. Entah kenapa semenjak mengetahui cerita tersebut dari Rani, aku jadi ikut-ikutan menjustifikasi Papa Jim. Kini ia tak lebih baik dari seorang bajingan tengik yang tak tahu diri. Akhirnya pada bulan itu juga, aku lupa tanggalnya, terjadi pertengkaran yang hebat antara Bu Siska dan suaminya. Banyak kata-kata sumpah serapah yang keluar dari mulut Papa Jim, sedang Bu Siska tampak lebih bisa menguasai diri. Tapi ujungnya mereka memutuskan untuk bercerai dan Papa Jim tidak diperkenankan lagi menduduki jabatan diperusahaan itu, alias dipecat!
Aku menghela nafas panjang mendengar penuturan Rani, sore itu setelah semua hal yang berkaitan dengan perceraian dan kepergian Papa Jim dari rumah itu, kami (aku, Rani dan Bu Siska duduk santai di beranda belakang lantai dua rumah itu. Bu Siska segaja membiarkan anaknya menuturkan semua rahasia itu padaku, ia hanya terdiam sambil menyandarkan kepalanya di dadaku. Kami bertiga memang lebih akrab lagi sejak peristiwa perceraiannya. Aku dan Rani sepakat untuk saling membantu menghibur mamanya agar cepat melupakan kenangan buruk itu. Aku duduk berselonjor kaki di lesehan empuk beranda itu, bersandar di tembok. Di pundak kananku ada kepala Bu Siska sedang Rani tiduran dengan kepalanya diatas pahaku.
Tak ada perasaan apa-apa waktu itu karena hal yang sangat lumrah bagi kami bertiga yang hampir tiap sore curhat ditempat itu. Sampai kemudian Bu Siska menyuruh Rani agar masuk tidur karena terlihat matanya yang sembab menahan tangis ketika bertutur tadi. Rani pun mengiyakan dan beranjak ke kamarnya. Tinggal aku dan Bu Siska disana, ia masih bersandar di bahuku, lama kelamaan mungkin karena pegal, ia pindah dan berbaring di pahaku. Akupun sudah terbiasa dengan hal itu, kubelai rambutnya yang sebahu, lebat dan hitam terawat. Keharuman tubuhnya menyeruak seketika ia mengangkat tangannya membelai pipiku.
?Bud?.,? panggilnya pelan sekali.
?Iya Bu?,?
?Ibu sayang sama kamu, ibu sudah menganggap kamu seperti anak ibu sendiri,?
tangannya masih membelai pipi kiriku dengan lembut,
?Terimakasih Bu, Budi juga sangat sayang pada ibu, Mbak Rina dan Rani,?
?Dan ibu juga ingin kamu benar-benar menjaga Rani dengan baik.
Unknown Cerita Dewasa

Pembantu Pemuas Nafsu

Cerita Dewasa Paini, Si Pembantu Pemuas Nafsu - Nama saya Andi, seorang karyawan di sebuah bank terkemuka di indonesia .Saya akan menceritakan kisah saya yang terjadi pada saat saya masih 3 SMU. pada saat tinggi saya 175 cm berat 55 Kg. dan saya berotot pada saat itu karena sering angkat barbel yang 3 kiloan dan sit-up setelah bangun tidur setiap hari. ya cukup menarik perempuan saat itu sehingga saya dapat seorang wanita cantik di SMU. Tetapi saya tidak akan menceritakan saya tidur dengan pacar saya karena saya tidak pernah ngesex denganya dan tentu saja cerita hubungan pacar atau pasutri itu tidak menarik. Saya akan menceritakan tidur dengan pembantu saya, Paini, Seorang wanita desa yang Ndeso dan lugu. Dia hanya lulusan SD dan pengetahuan sexnya sangat rendah. Masa artinya perawan saja tidak tahu, dia mengira perawan itu susunya kencang dan pantatnya kencang, dan yang tidak perawan itu susuny6a kendor dan pantatnya gantung. masih ada aja yang percaya begituan di era globalisasi. Umurnya masih 19 tahun, masa keemasan. Tingginya hanya 160-an cm dan beratnya sekitar 45 kg. Kulitnya putih dan halus seperti wanita jawa lainya. wajahnya pun bisa dibilang lumayankarena putih mulus tak berjerwat. Toketnya ukuran jumbonya itu membuat pria didesanya sering menggodanya. sayapun tertarik dengan ukuran besarnya. ukuran yang bisa dibilang kebesaran, 36B, itu adalah nomor yang saya dapatkan ketika mengobok-obok lemarinya ketika dia ke pasar. BH murahan itu kadang saya cium dan hisap aromanya. oh wanginya BH ini dan kadang-kadang saya juga mencium CD nya dan sesekali menumpahkan mani saya di celananya yang kemudian langsung saya bersihkan agar tidak ketahuan. dan kalau anda melihatnya naik sepeda ontelnya dan melewati jalan berbatu atau polisi tidur, toketnya goyang dengan indah. pria mana yang tidak ngaceng melihat pemandangan ini. dan apabila mandi, saya sering melihatanya dengan one way mirror yang saya taruh di kmar mandinya. melihat dia dengan rambut basah atau penuh busa serta melihat dia menyabuni payudaranya dan vaginanya yang dipenuhi bulu tipis yang dicukur membuat saya berfantasi tidur denganya. sesekali saya juga melihat dia menykur jembutnya atau mencukur bulu kakinya di kamar mandi juga membuat junior saya tegang. atau melihatnya menyuci mobil, oh alangkah seksinya dia ketika saya melihatnya dengan baju yang ngeplat BH dan putingnya karena basah dan tentunya saya lanjutkan dengan choli atau ngocok. Tidur denganya?, tidak saya tidak berani karena takut hamil. tetapi karena saya perkembangan teknologi yang memungkinkan tidak bisa hamil maka niat saya tidur denganya hidup lagi.

Suatu hari, Orang tuaku beserta adikku pergi ke luar kota untuk mengahadiri resepsi pernikahan. Sedangkan saya tidak ikut karena saya ada ulangan di sekolah. tetapi ibu saya ingin saya ikut dengan minta ujian susulan. tapi saya menolak dengan pelbagai alasan karena kalau ujian susulan nggak bisa nyontek. akhirnya ortuku beserta adikku meninggalkanku. Kemudian saya belajar(lebih tepatnya membuat contekan buat besok) dan langsung tidur. kemudian saya menegrjakan ulangan dengan contekan dan setelah pulang sekolah saya langsung pulang ke rumah. setelah iu saya main PS2 sampai malam bersama teman saya dan setelah selesai teman saya langsung pulang. tidak terasa sudah malam. saya meminta Paini untuk masak. "Paini...Paini..." saya teriak memanggil paini. mungin karena terlalu keras dia lari terbirit-birit dari ruang tv ke hadapan saya. pada saat lari. susunya bergoyang kemana-mana di balik baju kekecilanya otomatis membuat saya ngaceng. kemian saya langsung mengambil koran dan menutup penis saya dibalik celana pendek yang saya pakai.
"paini, sudah masak nasi belum?"
"waduh saya lupa"
"masak nasi tuh kan lama, bisa setengah jam, gimana sih kamu?"
"Maaf mas andi, saya lupa"
"makanya dikurangin nonton sinetronya"
"sekali lagi maaf mas..."
"ya udah, gapapa kok, lauknya apa"
"terserah mas"
"kalo gitu, nugget aja yang di kulkas"
"oke mas"
"kalau gitu saya mandi dulu, nanti kalo udah selesai saya dipanggil ya"
"nggih mas"
itu adalah percakapan pendek saya dengan paini. kemudian saya mandi denganbersih dan menggunakan baju sepak bola dan celana pendek.
"mas, makananya sudah selesai", itu suara paini memanggil saya. kemudian saya langsung makan. "mbak makannya sudah selesai" suaraku dengan lantang. kemudian dia datang dan membersihkan meja dan menyuci piring dan saya ke ruang keluarga dan sekilas melihat tv yang sudah hidup yang ditonton oleh nya. ternyata sebuah sinetron, ah,mengapa orang suka menonton junk ini. kemudian saya gonta ganti channel, ternyata semuanya sinetron karena lagi "prime timenya"
"mas, kok diganti sih?" katanya yang saya tidak ketahui sudah duduk dibawah
"mbak masih nonton yang tadi?, itu kan jelek"
"bagus lo mas, itu episode terakhir lo mas"
"plis mas" kata itu diulang berkali kali
"ya udah deh"
kemudian saya mengembalikan ke channel semula dan saya mengambil majalah olahraga karena saya anti-sinetron. dan kami sering bincang-bincang ringan. ya seputar kehidupan saya di sekolah dan cerita dia. kemudian beberapa menik kemudian sinetron itu di ending dan sepasang manusia berciuman yang tentunya disensor seperti hanya keliatan punggungya.
"yah, kok cuma punggungnya sih?"
"namanya juga di indonesia, nggak boleh diliatin"
"iya mas, sinetron lain juga begitu"
kemudian saya melenceng dari topik
"emang mbak nggak tau ciuman"
"nggak pernah mas, takut hamil"
"duh ini orang goblog banget ciuman kok hamil" kataku dalam hati
"mbak, ciuman itu nggak bikin hamil"
"emang mas pernah nyium mbak dina ya?" pertanyaanya malah balik ke saya. dina adalah pacarsaya
"nggak pernah, dina kan solehah", kataku. pacarku memang solehah, sayapun kalau berpacaran selalu disuruh membawa adikku. pas nembak diapun setengah mati, dia setuju, tetapi kedua orang tua juga harus setuju. itu permintaan. tapi saking cintanya. maka saya menurutinya.
"Ooooo" katanya
"masak mbak nggak pernah?"
"betulan nih nggak pernah sama mas jay". jay adalah mantan pacarnya di desa. saya mendapatkan informasi ini dari mengorek HPnya
"nggak, saya cuma dicium pipi sama mas jay"
"oooo, mbak pijatin dong"
kemudian saya telungkup di sofa dan paini memijat saya.
"paini, kamu kok nggak punya pacar sih"
"nggak tau mas"
"loh, kok nggak tau sih"
"iya nih"
"padahal kamu itu cantik", rayuan gombalku keluar
"ah mas bisa aja"
"kok kamu putus sih sama mas jay"
"dulu mas jay ngajak begituan, tapi saya malu kemudian kami putut"
"loh kok malu"
"mmmm", dia bergumam
"jawab dong"
"saya malu buka baju"
"loh kok buka baju takut?, mbak ini aneh"
"mmmm" dia bergumam lagi, lama sekali
"mbak, jawab dong, budek ya"
"mmmm"
"oi jawab dong", kataku kesal
"anu mas, saya mau jawab tapi jangan bilang sapa-sapa ya", ucapanya lirih
"oke deh"
"janji ya mas"
"IYA!", ucapan saya dengan nada menekan
"saya malu dengan susu saya"
ucapan ini membuat saya ngaceng plus rangsangan darinya merijat pada dalamku. otomatis penis saya tertekan
"aduh"
"kenapa mas?"
saya bingung haru menjawab apa
"di situ sakitnya, dipijitnya disitu terus aja"
berarti aku menambah kesakitan penisku
kemudian saya melanjutkan pembicaraan yang tadi terputus
"kenapa?"
"kata teman saya, kegedean, terus saya juga risih kalau naik sepeda sering diliat orang mas, aku isin mas"
"kataku payudaramu bagus kok"
"ah mas ini bisa aja. coba ada opersi negecilin susu"
"ada tapi harganya selangit, kamu kuat?, nanti operasi di luar negeri"
"saya nggak kuat mas kalo segitu"
"bagus kok susumu paini, wanita2 itu pada ingin dibesarin kok kamu dikecilin" kataku memuji
"terus susu kamu bikin tambah kamu jadi sexy loo", kataku memuji lagi
"ah mas ini", mukanya merah tersipu malu-malu
"terus muka kamu kan cantik", pujianku menjadi-jadi
"tapi kan aku tetep gadis desa mas, kampungan, ndeso", katanya merendahkan diri
"kamu bisa kok jadi gadis kota, gadis yang ada di sinetron-sinetron itu"
"ah yang bener mas, gimana caranya?", katanya
"ya dari baju sikap dll"
"baju, kayak gimana mas?"
"kalo ini kamu harus percaya diri, kamu pake tanktop atau rok mini"
"malu mas"
"udah, kamu coba dulu, saya beliin deh"
"duh, nggak enak mas"
"udah, gak papa kok"
kemudian dia ke kamarnya dan mengambil uang
"nggak papa nih mas, masak saya nyuruh majikan beliin baju"
"oh nggak papa kok, ini kan demi kamu juga, lagipula saya juga ingin keluar"
"makasih ya mas, jadi nggak enak nih"
"udah tenang saja kok"
kemudian saya keluar dengan naik sepeda motor saya dan pergi ke toko pakaian yang terkemuka. mumpung lagi sale. saya memilih tang top pink, rok jeans mini dan sebuah G-string. tapi masalahnya saya risih membawa pakaian perempuan. apalagi membawa g-string. oleh karena itu, saya mencuri pakaian daripada diketawain sama kasirnya. saya memasukan barang tsb di balik jaket saya yang seharusnya tadi dititipkan penitipan barang, tapi, karena orangnya nggak ada, saya nyelonong aja. dengan perasaan santai saya keluar dan langsung mengendarai motor ke rumah
"kemudian agar keliatan beli, saya diam-diam ke dapur dan mengambil kantong kresek yang ada logo sebuah toko baju
"ini paini bajunya"
"waduh, makasih banget mas, saya harus ganti brapa?"
"nggak usah ganti, gratis kok"
tetapi wajh senang itu 360 derajat menjadi malu setelah melihat pakaian yang ada di dalam kantong tersebut"
"mas, nggak salah nih?"
"betul kok, kamu pasti seksi dan cantik pake itu"
"kamu mandi dulu, terus baru pake itu, biar tambah cantik"
"tapi mas, nanti paha sama belahan susu saya kelihatan lo mas"
"nggak papa kok, kan susu kamu gede terus kulit kamukan putih jadi cantik kok"
"tapi kan saya jadi malu"
"tenang, kan cuma ada saya dan kamu doang, jadi nggak usah malu"
"iya deh mas, tapi cuma semalam saja ya"
"iya, tapi nanti kamu jangan pake beha"
"loh mas, kok nggak pake beha?"
"kamu tahu nggak kalo pake beha bisa bikin kanker payudara nanti matinya cepat kayak artis yang diinfotaiment itu", kataku menakutinya
"saya jadi takut mas"
"makanya kamu nggak usah pake beha aja terus, buang aja behamu, terus kamu pake CD yang saya beliin,"
"iya mas"
"Sabunanya yang banyak ya"
kemudian saya menunggu beberapa menit dan akhirnya keluar juga. waduh, cantik bener, terlihat paini dengan tanktop V-neck sehinggaputingnya ngeplat dan belahan dadanya yang besar serta terlihat kakinya dan pahanya mulus yang ingin aku raba-raba. betul-betul membuat saya ngaceng sampai sakit yang kemudian menyembul dibalik celanaku, dengan cepat aku duduk dan langsung mengambil bantal yang kemudian saya taruh diatas paha
"gimana mas andi" katanya berusaha menutupi bagian dadanya
"waduh paini kamu seksi dan cantik banget"
"makasih mas andi"
"mas jay pasti nyesel mutusin kamu kalo liat kamu kayak begini"
"ah mas andi bisa aja deh"
"kamu itu aslinya cantik dan seksi lo paini"
"mas tapi ada yang nyelip"
"nyelip?"
"iya mas"
"apaan?"
Dengan malu dia berkata" anu mas, kolor tali yang mas beliin"
"oh nggak papa kok, ayo duduk disofa"
kemudian dia duduk di hadapan saya
"gimana, enak nggak?"
"nggak enak mas, yang bawah nyelip, terus yang atas ngetat mas, nggak pake beha lagi mas, puting saya kelihatan ya mas?,saya malu sekali mas, ternyata jadi gadis kota itu susah"
"puting kamu keliatan bikin kamu jadi tambah seksi kamu kayak di film-film lo, kamu jadi model aja paini"
"ah, mas ini bisa aja, nanti kalau paini jadi model, nanti yang ngurus mas siapa?"
"udah paini, nggak usah ditutup-tutupin susumu, santai aja, kan yang liat cuma aku, kalo kamu kecilin susumu, mungkin kamu nggak jadi seksi lagi lo"
"tenang, cuma saya dan aku, aku nggak gigit kok, aku jaga rahasia kita berdua"
"hihihi" akhirnya senyumnya mengembang juga
"mas, aku boleh salin ndak?"
"jangan ganti, nanti saya ajarin biar tambah seksi dan naughty"
"mas andi, kok kayak lagunya tata yang"
"nanti biar kamu seksi kaya tata young"
kemudian saya memutar VCD tata young, kemudian lagu sexy, naughty & bitchy keluar
keluarlah keluar tata young yang seksi itu
"tata young aja berani diliatin didunia malah, kok kamu dihadapan saya aja kok malu"
"tata young kan cantik, kalo saya apanya cantik"
"udah, sekarang kamu menutup mata, bayangkan kamu tata young"
"iya mas"
kemudian dia meniru gerakan tata young sambil nyanyi, meskipun englishnya kagok, tapi gerakanya sangat sensual. kedua tanganya meraba pahanya, pyudaranya dan tentu saja membuat saya ngaceng. setelah bernyanyi, Paini menjadi percaya diri, dia tidak menutupi tubuhnya lagi. tanpa saya sadari, rupanya dia terangsang, terlihat dari putingnya sudah berkembang. Saya menganggap ini kesempatan emas untuk ML denganya
"mbak, kalo udah nyanyi ayo duduk disini"
"iya mas"
paini langsung duduk di sampingku
"mbak haus kan, saya juga haus"
"kok tau sih mas andi ini, saya ambil jus jeruk di kulkas ya"
"udah, bia saya yang ambil, mbak kan capek abis joget"
kemudian saya langsung mengambil jus jeruk dikulkas dan mengambil gelas di dapur. Kemudian diam-diam saya mengambil obat perangsang milik kedua orang tua saya di kotak obat. kemudian saya menelan 2 obat perangsang sekaligus dan 1 obat saya tumbuk menjadi bubuk dan saya masukan ke dalam jeruknya. kemudian saya langsung ke ruang keluarga, saya pun juga ngaceng terus, dan tidak saya tutupi yang mungkin bisa menambah rangsangan dia juga
"ini mbak jus jeruknya"
"slruupp" jus jeruk itu langsung diminum sampai habis
kemudian efek obat itu bekerja. terlihat paini mengipas-ipas tubuhnya dan puting susunya membengkak
kemudian kami mulai ngobrol lagi
"mbak, masa sama mas jay cuman cium pipi?"
"iya, mas"
"mbak, pengin tau nggak rasanya mulut mbak dicium? kayak disinetron?"
"mau, kayaknya enak"
"kalo saya ajarin cium mulut orang mau nggak?"
"saya takut mas"
"katanya tadi mau, kok sekarang takut sih?"
"mmmm" dia bergumam lagi
"udah, gini aja, kamu saya cium, kalo nggak enak nggak usah dilanjutin"
kemudian saya suruh menutup mata, kemuadian saya mendekatkan bibir saya dan kami saling berciuman sekitar 10 detik
"gimana mbak, enak?"
"enak ya mas"
"ini ada satu ciuman lagi tapi kamu harus juga aktif, nanti lidah kamu ke lidahmu dan lidahku ke lidahkmu
kemudian kepalaku sedikit di miringkan dan kami melakukan french kiss cukup lama sekali. kemudian bibirku berpindah kekupingnya dan kucium kupingnya dan aku julurkan lidahku ke lubang telinganya "uhh.. geli mas" kemudian saya cium lehernya yang wangi "enak mas enak lagi mas ohh.." dan kuberikan tanda merah di lehernya. kemudian saya turunkan tali tank topnya "jangan mas, malu" tetapi kuteruskan saja dan kemudian saya melihat kedua bukit kembar yang yang putingnya sudah menonjol keras, kemudian saya remas-remas kedua bukitnya "mas, pelan saja" kemudian kuturunkan temponya dan ku cubit-cubit kecil payudaranya . setelah itu saya pilin-pilin putingnya. dia mendesah menggelinjang "ohh...ahh... geli mas" sungguh indah pemandangan ini. kemudian saya emut-emut payudaranya kananya dia teriak-teriak "ohh yea yess ahhh" dan tanganya meremas payudara kiri. setelah beberapa menit saya pindah dan beberapa menit kemudian saya menjulurkan lidah saya ke pusarnya yang bersih itu dan kedua tangan saya aktif meremas kedua payudaranya. posisi ini susah karena perut paini bergoyang terus saking nikmat yang kuberikan untuknya. kemudian kedua tangan saya turun ke roknya dan pelorotkan roknya."mas jangan mas ahh jangan mas malu ohh" pada saat ini masih sempet-sempetnya dia untuk bilang tidak. kemudian munculah G-string biru muda, warna kesukaanku kemudian kuraba, rupanya sudah basah. kemudian aku raba bibir vaginaya yang sudah merah merekah."ahh enak" kemudian aku pelorotkan juga g stringnya sehingga sudah terlihat paini si toket gede bugil denganpayudata yang mingkin sudah bertambah bear 25% dengan puting mengeras dan vagina basah yang sudah merekah siap untuk ditidur kemudian saya menyuruh paini untuk membuka bajuku. setelah itu dia memelorotkan celanaku sehinnga terlihatlah CD ku yang menyembul. kemudian saya berkata "paini, kamu sudah siap ntuk melihat penis saya sayang?", "sudah siap mas" kemudian dia melorot kan celanaku dan "toing" penis ku menyembul keluar, penis dengan jembut keriting dan penis kokoh sekitar 18 cm dengan diameter 3 cm.
"emut donk say..."
"diemut?!"
"iya diemut, dijilat"
"nggak brani ya say?"
"iya mas..."
rupanya dia rada ngeri dengan penisku, kemudian saya kk dapur dan mengambil susu kental manis dan mengambil ceres. kemudian saya oleskan susu kental manis coklat itu sampai memenuhi penis ku dan dan kuberi ceres warna-warni di penisku
"biar mbak nggak takut, ini saya beri coklat bia enak oralnya, emut sam pai habis"
"iya mas"
"jangan lupa, jangan sampe burung mas kena gigi, nanti lecet"
kemudian dia mulai menjilat penis saya, awalnya menjilat tapi kelama-lamaan mengemut "ah enak sekali paini terus ahh yess" yang lama kelamaan sampai mulutnya penuh dan saya menjambak rambutnya. hisapanya seperti orang yang sudah sering nyepong. dia menjalankan perintah. beberapa menit kemudian "croot-croot" saya melepaskan mani saya pertama dimulutnya. anehnya penis saya tidak mengkerut, mungkin ini efek dari obat tersebut."mas kok buang pejunya di mulut mabak sih?", "kamu tau nggak mani itu mempunyai protein yang banyak?,telan aja" kemudian dia menurut dan cairan putih kental itu dia telan sampai habis, kemudian giliran saya menjilat vaginanya. kuraba vaginanya dan kucari clitorisnya. dia mendesah "ahh enak mass lanjut mass" dan kemudian keluar juga dan kubersihkan dari mulutku
dan sekarang mungkin saatnya penis saya menerobos vaginanya. "mbak, mungkin ini rada sakit, tapi setelah itu nikmatnya keluar", dan saya sudah bersiap memasukanya. kemudian tangan saya dipegang, "mas, nanti kalo hamil gimana mas?","kalo kamu hamil aku tanggung jawab". kemudian sayaberusaha memasukan penis perlahan-lahan rupanya ketika kepala penisku pengenai dinding vaginanya, "uhh, perih mas" kemudian saya memasukan penis 1 cm dan keluar lagi, kemudian saya masukan penis 2 cm dan keluar lagi dan terus-terus menerus danakhirnya aku merasakan ada dinding "duh mas perih sekali, "udah kamu siap-siap ya say". kemudian saya menekan dengan keras "Aaaaa..." paini teriak dengan keras. kemudian aku mulai gerakan maju-mundur dengan posisi missionaris dan sesekali saya minta agar penis saya dijepit diantapa penisnya. "ah-ah-ah-ah" muka kesakitan paini berubah menjadi muka penuh kenikamatan
"oh oh oh lebih cepat mas" kemudian saya mempercepat gerakan penis saya "nikmat mas terus mas uhhh ahhh yes yess" desahan paini yang membuatku bersemangat. setelah itu kami berganti posisi favorit (katanya) doggy style. saya menyuruh marni membentuk seperti ****** dan kemudian saya mulai menyodok vagina paini. "ah ah mas terus mas ah ah" sedankan saya memukul pantanya sampai merah dan setelah itu saya jambak rambutnya seperti cowgirl . tetapi rasa sakit itu sepertinya ditutupi oleh sodokan maut penis ku. dan beberapa menit kemudian paini "mass mau pipis ahh","udah keluarin aja". dan kemudian dia menegluarkan cairan kental dan beberapa menit kemudian "croot...croot..." saya juga mengeluarkan cairan hangat yang kental di vaginanya. setelah itu kami french kiss dan tidur bersama di kamar tidur ortuku sambil bugil. kemudian tidak terasa sudah pagi rupanya. paini masih teridu pulas dan saya membanguninya.
"Mbak, bangun mbak udah jam 9 pagi mbak"
kemudian dia bangun dengan tubuh lemas " loh, kok sudah jam 9 pagi"
"laper mbak"
"mas andi mau makan apa"
"roti selai aja deh, gimana mbak permainan semalam?, enak nggak?"
"enak banget mas, besok-besok lagi ya mas"
"iya"
"mas, tapi nanti kalo aku hamil gimana mas"
"udah tenang aja, nanti beli pil anti hamil aja"
"mas nakal deh" katanya mencubit putingku
"kamu nakal juga deh" kemudian aku mencubit payudaranya
"kamu jangan pake baju dulu yach" pintaku
"iya, tapi mas juga"
kemudian paini pergi ke dapur dan aku pergi ke kamarku untuk mengambil CD BF pinjeman temanku untuk memberikan pendidikan macam posisi ngeseks. kemudian terdengar suara dari dapur "mas andi, selainya rasa apa?, stroberi,coklat,nanas apa kacang?"
kemudian muncul lagi pikiran ngeresku untuk menidurinya
"bawa aja semua selainya. sekalian bawa ceres sama madu sayank"
"buat apa?"
"liat aja nanti deh"
kemudian kami berkumpul lagi di ruang keluarga. saya menyetel film biru kualitas DVD. terlihat dari kover disknya dengan judul hardcore xxx yang kata teman saya katanya ngeseks di bermacam posisi dan di berbagai tempat seperti di kantor,rumah sakit, hutan, lapangan, air terjun dll dan orangya bermacam seperti chinesse,arabian,india dan lokal ,dll. sedangkan paini sudah menaruh roti dan barang yang saya inginkan. kemudian kami menonton film tersebut bersama paini sabil makan roti. wah rupanya film ini berdurasi 45 menit. Ternyata benar kata sohibku ini film ini memberi pengetahuan posisi macam-macam dan tempat settingannya keren. baru menonton adegan buka baju penis saya bengkak lagi. sedangakan paini masih santai-santai saja. para model yang digunakan betul-betul pro dan cakep-cakep dan cantik-cantik. dan saya paling suka melihat salah satu adegan 1 tante-tante girang yang luar biasa cantiknya serta tubuh yang sangat sempurna dientot 3 orang. saya juga suka melihat orang india yang mukanya seperti aiswarya rai yang toketnya ukuran jumbo, saya taksir 39c ditiduri oleh pria india perkasa. dan kemudian film itu selesai
"mas andi, minta jatah lagi dong, saya melihat paini yang waow payudaranya betul-betul membengkak, tidak seperti kemarin. putingnya pun lebih besar. kemudian saya menumpahkan semua sirup dan selai saya oleskan ke tubuh saya dan tidak lupa untuk memberikan ceres ke tubuh saya kemudian saya menyuruh membersihkan tubuhku dengan lidah. kemudian dia menjilat tubuhku dengan ganas dan terakhir mengemut penis saya. mungkin karena kelewat nafsu yang membara. Paini menngemut dengan sangat pintar dan kemampuan sedotanya kayak mesin pompa betul betul enak sekali tidak kaya kemarin. sedotanya mungkin bisa membuat penis saya panjang,"uh-ah alamak enaknya terus ah sedot trus yess ahhh uhhh" desahanku sambil menjambak rambutnya" beberapa meni kemudian saya menumpahkan mani di mulutnya dan dia langsung mengemutnya, tapi kali ini penis saya mengekrut.
"loh mas, kok ini mengkerut sih nggak kayak kemarin?"
"kan ini nggak pake obat sayang kayak kemarin"
"kalo ukuranya segini gimana masukinya dong?"
"semua laki-laki tuh kayak gini kalo abis keluarin peju, kamu harus bikin saya rangsangan biar ngaceng lagi"
"rangsangan apaan?"
"pokoknya sesuatu yang bikin aku ngaceng seperti menari bugil atau laninya"
oh kamu tiru ini aja, lebih gila juga boleh"
sebetulnya penis saya dipijit-pijit juga udah ngaceng tapiu saya mencari cara untuk mengulur waktu
kemudian aku ke kamarku mengambil DVD porno lagi yang ceritanya seorang wanita super eksibisionis membuat pria horny. kemudian aku menyetelnya untuk paini. sedangkan aku kamar tidur untuk merenggangkan otot.
setelah selesai saya melihat paini masih menonton film itu dan beberapa menit kemudian film itu selesai. kemudian paini menggunakan bajunya lagi. "loh kok pake baju lagi",tanyaku. "buat pertunjukan, nanti juga copot lagi". dia menyuruhku untuk duduk di sofa agar saya bisa menikmatinya. rupanya dia ingin meniru yang ada di film barusan. setelah selesai pakai baju dia bilang action maka akting nya di mulai. Dia berjalan berjalan seperti peragawati dan matanya selalu menlirik padaku dengan kedipan nakal. kemudian dia stop di depanku. kemudian dia jong kok dengan paha terbukan lebar memamerkan vaginaya karena tidak menggunakan kolornya kehadapanku kemudian berdiri lagi. kemudian dia mengambil botol air mineral dan menumpahkan di rambut bajunya seperti tidak sengaja. kemudian terlihatlah kedua putingnya yang menambah keseksianya. kemudian dia kelihatan seperti megusap bajunya. yang kemudian kedua tangan itu mengusap dadanya yang basah karena air itu. kemudian dia dia seperti ketagihan mengusap payudaranya dan memegang pyudaranya. Spontan burungku sudah berdiri tapi belum maksima. kemudian dia memilin-milin putingnya yang rupanya terangsang sendiri. dia memuntir muntir putingnya dan tentu desahanya "ah-uh ohhh" yang membuat saya horny maksimal. kemudian setelah memuntir dia kemudian dia duduk berhadapan di kursi. dia terlihat membuka pahanya yang spontan sudah membuat jatah. tapi rupanya belum berakhir. paini kemudian mengusap-usap pahanya dan mulai meraba-raba bibir vaginanya. kemudian diamulai memasukan 3 jari sekaligus ke dalam vaginanya. kemudian dia mulai mengocok jarinya di vaginaya. pertunjukan panas ini sangat mendebarkan yang dimana ini kejadian "live show" yang sangat panas. eranganya ketikan memaskuan jarinya "ah-uh ahhh" membuat pria manapun ngaceng. kemudian setelah berselang berapa menit, paini meng akhiri mastur basinya. cairan kental sudah ada di jarinya. kemudian saya tepuk tangan dan sebuat ciuman jdat.
"Wah rupanya paini pinta berakting"
"ah bisa aja mas andi, saya kan cuma meniru yang ada di tv"
"karena kamu berhasil membuat saya ngaceng ayo kita bertanding"
"paini, boleh nggak saya anal sex?"
"Anal sex, apaan tuh?"
"Anu,ngesex tapi di pantatmu"
"MMMM" paini
"plis, munkin rada perih, tapi saya ingin coba"
"boleh mas"
kemudian paini telungkup dan saya beri bantal di pantanya serta penis saya sudah pas ke panatatnya
"saya masukin ya, sakitnya ditahan ya"
kemudian saya memasukan penis saya, setiap saya masukin, paini mendesis kesakita. saya suruh untuk masturbasi. kemuadian saya menaikan temponya. ternyata benar. dijepit pantan itu enak rupanya. "ahh....uhh...." semakin lama semakin cepat "ahh...uhhh..." eranaganku. "ahh nikmat sekali dijepit pantatmu paini !". dan beberapa menit kemudian saya menghentikan aksi ini. saya kasihan paini merasa kesakitan. kemudian saya suruh untuk berbalik badan. rupanya dia sudah berlinagan air mata. kemudian saya mengecup matanya.
"sudah paini"
"loh mas kok nggak sampai puncak"
"saya kasihan sama kamu paini"
"ah nggak papa kok mas sapai selesai, yang penting mas andi senang"
"udah nggak saya terusin analnya, sekarang gini aja, kamu diata saya dibawah, kamu pasti senang"
kemudian kita bertanding dengan posisi woman on top atau wanita diatas. dengan posisi ini saya melihat wajah paini berubah 360 derajat. "ahhhh...uhhhh....."desahan ini selalu keluat apabila paini memasukan penisku. semakin lama desahanya semakin jadi "wow, yess ah yess", semakin lama temponya semakin cepat. dan akhirnya
"mas, paini mau keluar"
"mas andi juga keluar, kita keluar sama-sama yuk"
"kita hitung ya 3..."
"dua..."
"satu..."
"croot" akhirnya kami langsudn lemas bersama
"ayo paini, kita bikin penutupan"
"iya mas"
"sekarang kamu pijit-pijit penis saya biar berdiri lagi"
kemudian paini memijit batang kemluanku dan akhirnya ngaceng lagi"
"sekarang kita bertanding di kamar mandi sambil mandi biar bersih"
"mau di kamar mandi, di dapur siapa takut!"
saya heran dengan ini cewek kok nggak capek ngesex ya, mungkin gara-gara pengalaman pertama)
kemudian saya gotong dia ke kamar mandi dan saya setel air hangat
kemudian kami saling menyabuni dan membilas satu dengan lainya. setelah itu kami sikat gigi dengan cara unik. saya sikat gigi dengan odol yang banyak sekali. kemudian saya sikat sehinngga busanya bertumpahan. kemudian busa itu saya tranfer lewat french kiss yang lama dan saya begitu juga kumur kumur tapi airnya air bersih maksudnya air yang dari keran saya masukan ke mulut saya langsung saya beri ke paini jadi tidak saya gunakan kumur dahulu. setealah itu kita ngesex posisi standing yaitu paini saya senderkan di tembok kemudian kinya ditekuk ke atas dan saya menembus vaginanya. rupanya posisi ini membuat saya menguras banyak energi dan bikin capek tetapi tertutupi oleh kenikmatan duniawi dan setelah beberapa menit saya menegeluarkan mani terakhir saya di vaginanya dan kami saling mengeringkan badan dan memakai baju kembali
dan setelah ini paini merapihkan rumah. Sejak peristiwa ini kami sering melakukan hubungan sumai istri apabila dirumah hanya kami berdua. dan karena sex ini mendongkrak nilai raport saya lebih bagus. dan kalau ulangan nilai saya menjadi lebih bagus dan tanpa menyontek. bahakan nilai UAN saya 100 besar sejawa timur bahkan saya bisa masuk universitas terkemuka di bandung. meskipun jauh dengan kampung halaman sesekali kami masih berhubungan badan apabila saya pulang kampung. dan apabila saya dibandung, saya selalu menyuruh paini untuk merawat payudaranya dan meminum jamu perapet vaginanya. tetapi sayang, ketika saya sudah semester II, dia mengundurkan diri dengan alasan ingin menikah. Tapi rupanya dia ke surabaya kata ibunya. kata ibunya juga dia mengubah nama menjadi Aini, mungkin ingin menghilangkan image kedesaannya. kata ibunya dia kesana menjadi perawat katanya tetapi saya kurang percaya keran dia tidak bersekolah keperawatan. entah tidak tahu kenapa dia ke surabaya mungkin mendapatkan pekerjaan baru disana apa jual diri di lokalisasi Dolly. selamat tinggal paini si toket gede.

sumber :indohoi
Unknown Cerita Dewasa